Bisnibandung.com - Dalam dunia kerja, ternyata ada 2 macam sudut pandang yang bisa kamu gunakan, lho. 2 sudut pandang tersebut adalah Quiet Quitting dan Hustle Culture.
Quiet Quitting adalah kerja secukupnya sedangkan Hustle Culture adalah kerja sekerasnya.
Yuk kita bedah apa saja sih plus minus dengan 2 sudut pandang itu.
Pekerjaan dan kehidupan pribadi
Walaupun namanya Quiet Quitting bukan berarti ingin keluar diam-diam ya. Biasanya yang menggunakan sudut pandang ini akan bekerja sesuai jobdesk saja, datang tepat waktu dan pulang tepat waktu.
Baca Juga: Telah Dibuka, Kartu Pra Kerja Gelombang 47, Jangan Sampai Terlewatkan.
Di lain sisi mereka akan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya. Berbeda dengan Hustle Culture, orang yang menggunakan sudut pandang Hustle Culture ini akan lebih banyak menghabiskan banyak waktu untuk bekerja.
Jadi ketika mereka kerja keras bagai kuda dan sering mengambil lembur, maka waktu yang dihabiskan di rumah hanya sebatas istirahat saja.
Kesempatan untuk berkembang
Kesempatan berkembang bagi para hustle culture tentu saja sangat terbuka lebar, hal ini dikarenakan mereka akan terus menggali potensi dalam diri dengan menembus jobdesk mereka. Hal ini tentunya akan menambah jam terbang dan wawasan mereka.
Baca Juga: Program Kartu Pra Kerja Gelombang 47 Resmi Dibuka, Yuk Simak cara daftar-nya!
Lalu bagaimana dengan mereka para Quiet Quitting? Bukan berarti mereka yang berorientasi pada Quiet Quitting tidak dapat berkembang sama sekali. Mereka dapat berkembang, hanya saja perkembangannya terbatas.
Aktivitas di luar pekerjaan
Para Quiet Quitting pastinya akan memiliki waktu lebih ketika beraktivitas di luar kantor.
Mereka dapat melakukan aktivitas lainnya dengan lebih nyaman seperti ikut kursus, bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, atau bisa juga mengambil pekerjaan sampingan, dll.