Kebobrokan Pesawat Boeing Dari Kebakaran hingga Debat Keselamatan, Dave Calhoun CEO nya Mengakui Kesalahan Perusahaan

Pesawat ini dilarang terbang oleh Kementerian Perhubungan sejak 12 Maret 2019, setelah kecelakaan fatal pada 29 Oktober 2018, ketika pesawat Lion Air 737 Max 8 jatuh di Laut Jawa, menewaskan 189 orang.

Kejadian serupa menimpa Ethiopian Airlines pada 10 Maret 2019. Insiden-insiden ini memicu reaksi global dan larangan terbang bagi pesawat 737 Max 8.

Di sisi lain, insiden-insiden lain termasuk jatuhnya pesawat China Eastern Airlines Boeing 737-800 pada 21 Maret 2022, dan kecelakaan lainnya, menyoroti masalah keamanan yang mengancam Boeing.

Debat panjang tentang standar keselamatan penerbangan global dipicu oleh serangkaian insiden ini.

Kondisi ini membuat Boeing harus berjuang keras untuk memperbaiki reputasinya.

Baca Juga: Meutia Farida Hatta: Kunci Sukses Kepemimpinan adalah Konsistensi Antara Kata dan Perbuatan

Namun, CEO Boeing, Dave Calhoun, mengakui kesalahan dengan penuh penyesalan. Dia menyadari bahwa perbaikan reputasi dan kepercayaan akan membutuhkan upaya ekstra keras.

Boeing juga harus menangani masalah produksi, dengan Federal Aviation Administration (FAA) yang merencanakan untuk mengaudit produksi Boeing 737 Max 9 dan pemasoknya.

Tantangan besar menghadang Boeing di masa depan. Namun, dengan upaya keras dan fokus pada keselamatan dan kualitas, Boeing berharap bisa memperbaiki reputasinya.

Sementara itu Airbus saingan utamanya terus menunjukkan kinerja yang impresif, menantang dominasi Boeing dalam industri penerbangan.

Baca Juga: Ladies! Inilah 5 Cara Terbaik Move On di Tahun 2024

Dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih aman dan terpercaya, kita berharap setiap langkah yang diambil oleh industri penerbangan akan membawa keselamatan, kenyamanan, dan kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama.

Semoga, dengan inovasi dan perbaikan yang berkelanjutan, kita akan melihat langit-langit yang lebih cerah bagi penerbangan global.***