Roy mengungkapkan bahwa penurunan impor barang konsumsi ini mencerminkan pelemahan daya beli masyarakat.
Penurunan basket size atau rata-rata jumlah produk yang dibeli konsumen mengindikasikan adanya masalah di sektor hilir yang berpotensi merambat ke rantai pasok dan produsen.
Meski Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia masih berada di atas rata-rata 100, pelemahan di sektor tertentu perlu menjadi perhatian serius.
“Hal ini terlihat dari banyaknya PHK di beberapa sektor, seperti TPT (Tekstil dan Produk Tekstil), yang sudah jelas terjadi di depan mata. Inilah yang perlu menjadi perhatian pemerintah untuk segera diantisipasi,” pungkasnya.***
Baca Juga: Bangunan di Kaki Gunung Burangrang Disegel Satpol PP, Dedi Mulyadi: Izin Harus Diteliti!
Artikel Terkait
Rupiah Melemah, Ikrar Nusa Bhakti: Siapa yang Untung dan Siapa yang Buntung?
DANANTARA Guncang Pasar! IHSG Anjlok, Rupiah Tertekan, Tonny Hermawan Adikarjo: Apa yang Terjadi?
“The Fed akan Terus Menekan Rupiah” Dokter Tifa Sebut Perlu Reshuffle Besar-Besaran
Tembus 16.500, Kenapa Rupiah Melemah Menjelang Lebaran? Analisis Ekonom Bahana Sekuritas
Dibandingkan Mata Uang Regional, Rupiah Masih Stabil? Ini Analisisnya!
Mirip Krisis 1998? Yanuar Rizky Soroti Anjloknya Rupiah dan IHSG