Langkah Saudi ini juga merupakan kelanjutan dari investasi mereka di berbagai perusahaan game besar seperti Nintendo, Capcom, Nexon, dan Take-Two, serta akuisisi ESL, Faceit, dan Scopely melalui anak usaha Savvy Games Group.
Seluruh investasi tersebut merupakan bagian dari Vision 2030, strategi nasional untuk mentransformasi ekonomi Arab Saudi dari ketergantungan minyak menuju sektor teknologi, hiburan, dan kreativitas.
Menurut analisis Dr. Indrawan, strategi Saudi ini mengandalkan konsep “patient capital”, yaitu pendekatan investasi jangka panjang yang tidak menuntut hasil cepat.
Dengan menjadikan EA sebagai perusahaan privat, Arab Saudi memberi ruang bagi pengembangan teknologi, ekspansi pasar, dan inovasi tanpa tekanan kuartalan dari investor publik.
Lebih dari sekadar akuisisi bisnis, langkah ini memperlihatkan ambisi Arab Saudi untuk membangun kekuatan lunak (soft power) melalui industri game.***
Baca Juga: Mengenal Gaya Hidup Cottagecore Yang Menjadi Impian Banyak Orang