Sekar menambahkan, kebijakan ini akan lebih bermanfaat jika diarahkan ke sektor produktif, seperti pertanian modern, energi terbarukan, manufaktur, hingga ekonomi digital.
Sektor-sektor tersebut diyakini dapat mendorong transformasi struktural dan meningkatkan produktivitas jangka panjang.
Ia mengingatkan adanya biaya fiskal yang harus diperhitungkan. Dana sebesar Rp200 triliun berasal dari kas negara, sehingga apabila tidak efektif, akan menjadi kerugian kesempatan untuk membiayai sektor vital lain seperti pendidikan, kesehatan, maupun riset dan inovasi.***
Baca Juga: Rahayu Saraswati Mundur dari DPR, Rocky Gerung Sebut Sikap Ini Pionir Standar Baru Politik