bisnis

Retail Tidak Tahu-Menahu, Roy Mandey Tegaskan Akar Masalah Beras Oplosan Ada di Hulu

Selasa, 19 Agustus 2025 | 18:00 WIB
Pembelanjaan di retail (Tangkap layar youtube Metro TV)

Bisnisbandung.com - Polemik beras oplosan menjadi sorotan setelah sejumlah merek beras premium ditarik dari pasaran.

Ketua Afiliasi Global Retail Association, Roy N. Mandey, menegaskan bahwa retail modern tidak bisa disalahkan dalam kasus ini, karena permasalahan justru berakar dari sektor hulu.

Menurut Roy, retail modern hanya berperan sebagai penjual produk yang sudah dikemas oleh produsen.

“Karena kami ini kan pedagang, kami ini sektor hilir. Jadi kami enggak mengikuti bagaimana itu beras dioplos atau kami enggak ketahui. Sudah masuk dalam kemasan, ya itu yang kita jual. Tapi kenapa ini terjadi? Berarti kan ada akarnya,” lugasnya dilnasir dari youtube Metro TV.

Baca Juga: HUT RI ke-80 Megawati Tak Hadir, Pakar Politik Ungkap Rahasia di Baliknya

Temuan beras oplosan muncul setelah adanya pemeriksaan dari Satgas Pangan di sentra distribusi besar, seperti Pasar Induk Cipinang.

Praktik pengoplosan beras diduga terjadi karena keterbatasan pasokan beras bermutu yang kemudian dicampur dengan kualitas rendah agar sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Roy menilai, kenaikan biaya produksi menjadi salah satu pemicu terjadinya praktik curang tersebut. Dengan harga gabah, pupuk, dan ongkos tenaga kerja yang semakin mahal, sebagian pihak memilih jalan pintas dengan mencampur beras untuk menekan biaya sekaligus menyesuaikan harga jual.

Baca Juga: “Hidup Dalam Kepalsuan 10 Tahun”, Amien Rais Kritik Kepemimpinan Jokowi

Hal ini menciptakan ketidakadilan, karena produsen yang menjual beras murni ikut terdampak oleh turunnya kepercayaan konsumen.

Untuk menjaga kepercayaan masyarakat, retail modern kini memperketat verifikasi kualitas beras yang dijual. Proses ini dilakukan agar konsumen mendapat jaminan bahwa produk yang tersedia di rak bebas dari praktik oplosan.

Roy juga menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap sektor hulu. Ia menilai masalah beras tidak bisa hanya diatasi dari sisi distribusi, melainkan harus menyentuh akar persoalan di tingkat produksi.

Baca Juga: Pakar Adi Prayitno Kritisi Wacana Pertemuan Prabowo & Megawati: Ada Apa?

Dukungan terhadap petani, penyediaan pupuk bersubsidi, perbaikan irigasi, hingga pemanfaatan teknologi pangan dinilai perlu ditingkatkan agar produksi beras nasional lebih stabil.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa keberlanjutan jumlah petani harus dijaga. Jika jumlah petani terus menurun tanpa ada regenerasi, produksi beras akan semakin berkurang dan risiko munculnya praktik curang seperti oplosan akan terus ada.

Halaman:

Tags

Terkini