Contohnya, produk yang awalnya hanya dijual sebagai camilan biasa bisa menjadi oleh-oleh khas suatu daerah dengan strategi branding yang tepat. Konsumen membeli bukan hanya karena rasa, tetapi juga karena makna yang ada di baliknya.
Subiakto menjelaskan bahwa konsep ini sama seperti pepatah bahwa seseorang bisa membeli tempat tidur, tetapi tidak bisa membeli tidur yang nyenyak.
Artinya, nilai dari sebuah produk tidak hanya terletak pada barang itu sendiri, tetapi juga pengalaman dan makna yang ditawarkan.
Baca Juga: Blak-blakan Budiman Sudjatmiko, Prabowo Siap Pentungi Siapa Saja yang Rugikan Rakyat!
Kapan UMKM Memulai Branding?
UMKM tidak harus terburu-buru melakukan branding jika masih mengandalkan transaksi langsung dan memiliki basis pelanggan tetap. Namun, jika ingin memperluas pasar dan meningkatkan nilai jual, maka branding menjadi kunci utama untuk membangun identitas dan daya saing.
Menurut Subiakto, ketika produk tidak lagi laku hanya karena fungsinya, saat itulah branding berperan.***
Baca Juga: Bandara VVIP IKN Banjir & Berlumpur! Janji Jokowi Soal 7 Juta Penumpang Jadi Sorotan Hersubeno Arief