Strategi UMKM Bisa Naik Kelas, Branding atau Selling, Kapan Harus Dilakukan?

photo author
- Jumat, 31 Januari 2025 | 20:00 WIB
Operasi pasar beras murah diserbu warga (Instagram/ perum_bulog  )
Operasi pasar beras murah diserbu warga (Instagram/ perum_bulog )

bisnisbandung.com - Dalam dunia usaha kecil dan menengah (UKM), menentukan waktu yang tepat untuk beralih dari sekadar selling ke branding menjadi langkah strategis yang penting.

Menurut Subiakto Prioseodarsono atau dikenal Pak Bi, seorang praktisi branding ternama, branding diperlukan ketika usaha mulai berkembang dan ingin memiliki nilai lebih di mata konsumen.

Sebagian besar UMKM memulai bisnis dengan fokus pada selling, yaitu menjual produk secara langsung kepada pelanggan tanpa memikirkan branding.

Baca Juga: Prabowo Pangkas Anggaran, Rocky Gerung: Kenapa Menteri Tak Ikut Dipangkas?

Transaksi yang terjadi bersifat langsung, sederhana, dan lebih mengutamakan fungsi produk.

 Dalam tahap ini, branding belum menjadi prioritas karena pelanggan membeli berdasarkan kebutuhan, bukan karena keterikatan emosional terhadap merek.

“Nah, itu transaksi selling. Ketika ketemu pembelinya langsung, terjadilah selling. Nah, itu UMKM,” jelas Subiakto dilansir Bisnis Bandung dari youtube Kasisolusi, Jumat (31/1/25).

Namun, ketika produk mulai didistribusikan ke berbagai toko atau ingin menjangkau pasar yang lebih luas, maka dibutuhkan strategi pemasaran dan branding.

“Begitu dibungkus, dikasih merek, terus nitip jual ke 100 toko, baru butuh distribusi dan promosi. Nah, pakailah marketing di situ,” tegasnya.

Baca Juga: Indramayu Butuh Perubahan! Lucky Hakim Curhat ke Dedi Mulyadi

Subiakto menekankan bahwa tanpa branding, produk hanya bergantung pada fungsinya semata, sehingga daya saingnya bisa lebih lemah di tengah banyaknya pilihan di pasar.

Ketika sebuah usaha ingin naik kelas, membangun brand menjadi elemen penting. Branding tidak sekadar memberi nama dan logo pada produk, tetapi juga memberikan nilai tambah yang membuat konsumen memilih produk tersebut dibandingkan kompetitor.

Branding menciptakan ikatan emosional, yang membuat produk lebih dari sekadar barang fungsional.

Baca Juga: DPR Tak Bicara, Adi Prayitno: 100 Hari Prabowo-Gibran Tanpa Pengawasan?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X