Raymond Chin Ingatkan Pelajaran Penting dari Skandal eFishery untuk Startup dan Investor

photo author
- Sabtu, 25 Januari 2025 | 21:15 WIB
Raymond Chin (Tangkap layar youtube Raymond Chin)
Raymond Chin (Tangkap layar youtube Raymond Chin)

 Tanpa governance yang kuat, bisnis rentan terhadap masalah internal yang dapat merugikan semua pihak, mulai dari karyawan hingga investor.

Raymond juga menekankan bahwa perusahaan tidak hanya sekadar menjual produk atau jasa, tetapi juga harus memiliki sistem pengawasan yang ketat untuk memastikan operasional berjalan sesuai aturan.

 Skandal eFishery menjadi contoh buruk bagaimana tata kelola yang lemah dapat membawa dampak besar pada kepercayaan investor.

3. Investor Harus Lebih Cermat dan Proaktif

Bagi investor, Raymond memberikan pesan agar tidak mudah tergiur oleh narasi yang dibangun oleh para pendiri startup.

Baca Juga: Rocky Gerung Bongkar Dampak Pemangkasan Anggaran Prabowo

Ia menyebut bahwa banyak investor terlalu fokus pada cerita sukses potensial tanpa memeriksa kondisi sebenarnya dari perusahaan, seperti laporan keuangan dan tanda-tanda masalah (red flags).

Fenomena ini juga terlihat dalam kasus WeWork, di mana investasi besar diberikan karena narasi menarik yang disampaikan pendirinya, meskipun ada masalah serius dalam pengelolaan perusahaan.

Dalam konteks eFishery, kegagalan investor dalam mendeteksi potensi masalah sejak awal turut berkontribusi pada terjadinya skandal ini.

Raymond mengingatkan bahwa pengawasan investasi harus dilakukan secara proaktif, bukan hanya bereaksi setelah masalah muncul.

Baca Juga: Tanah dan Laut Dirampas! Ahmad Khozinudin Ungkap Ratusan Sertifikat Bermasalah

Dengan demikian, risiko kerugian besar dapat diminimalkan, sekaligus menjaga kepercayaan terhadap ekosistem startup di Indonesia.

Kasus eFishery tidak hanya memberikan dampak langsung pada perusahaan, tetapi juga membawa efek domino terhadap reputasi Indonesia di mata investor global.

Penurunan kepercayaan ini membuat negara-negara seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam menjadi tujuan investasi yang lebih menarik, sementara Indonesia kehilangan peluang besar.

“Ini bikin kita kehilangan peluang yang gede banget. Malaysia, Filipina, Vietnam sekarang duitnya bakal ke sana. Kita enggak kebagian,” pungkas Raymond Chin.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X