Nissan Game Over? Indrawan Nugroho: Mereka Sering Terlambat Membaca Perubahan Pasar

photo author
- Jumat, 24 Januari 2025 | 22:00 WIB
Dr. Indrawan Nugroho Pakar Inovasi Digital dan Manjemen Strategis (Tangkap layar youtube Dr. Indrawan Nugroho)
Dr. Indrawan Nugroho Pakar Inovasi Digital dan Manjemen Strategis (Tangkap layar youtube Dr. Indrawan Nugroho)

 Penjualan pun merosot, memaksa perusahaan menurunkan targetnya dari 3,7 juta menjadi 3,4 juta unit.

Di sisi internal, ketegangan dalam aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi semakin memperburuk situasi.

 Setelah skandal yang melibatkan mantan CEO Carlos Ghosn, kepercayaan di antara mitra aliansi memudar.

 Renault bahkan mengurangi kepemilikan sahamnya di Nissan menjadi 15%, mencerminkan ketidakharmonisan dalam hubungan mereka.

Baca Juga: Tradisi Unik Perayaan Imlek di berbagai macam Daerah di Indonesia

Dalam upaya bertahan, Nissan telah menjalin kemitraan dengan Honda untuk mengembangkan teknologi kendaraan listrik, kecerdasan buatan, dan teknologi self-driving.

Indrawan mencermati bahwa rencana merger ini dapat menjadi peluang besar bagi Nissan, tetapi juga membawa risiko.

Jika berhasil, aliansi ini berpotensi menjadi produsen mobil terbesar ketiga di dunia, hanya kalah dari Toyota dan Volkswagen.

Namun, Indrawan menekankan bahwa Nissan harus berhati-hati agar tidak kehilangan identitasnya dalam kemitraan ini. Selain itu, keberhasilan merger sangat bergantung pada kemampuan Nissan mengatasi masalah internalnya.***

 Baca Juga: Dedi Mulyadi Minta Sekda Tegur dan Bongkar Pagar Laut Tak Berizin

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X