bencana

Kenali Alasan Flexing Atau Perilaku Pamer Harta Menurut Psikologi

Kamis, 9 Maret 2023 | 20:45 WIB
Ilustrasi pamer sedang berbelanja barang mewah merupakan bagian dari flexing (StockSnap / pixabay )

Dengan demikian, dirinya tetap eksis, bahkan semakin eksis, setelah menjadi perbincangan banyak orang, terlebih jika kontennya viral.

Baca Juga: 7 Alasan Kenapa Jodoh Belum Datang, Meski Umur sudah Matang

3.      Pencitraan Diri

Demi meningkatkan citra diri, banyak orang melakukan flexing. Berdasarkan teori psikologi sosial, memamerkan sesuatu yang dimiliki mampu menunjukkan status sosial seseorang dengan harapan menjadi lebih baik di mata orang lain, sehingga memperluas pergaulan. Semua hal tersebut dilakukan agar bisa dinilai luar biasa dan berkelas.

Akan tetapi, kecenderungan pamer harta ini tidak dibenarkan karena meningkatkan citra diri tidak semestinya dilakukan dengan cara yang negatif.

namun bisa melalui pembuktian prestasi atau pencapaian diri, tanpa perlu dipamerkan berlebihan. Jika ingin mengungah di media sosial, maka sewajarnya saja.

4.      Mengira Orang Lain Terkesan dengan Pencapaiannya

Flexing bisa dikategorikan sebagai aktivitas membual atau bragging yakni tindakan menyombongkan suatu hal secara berlebihan.

Dengan perilaku pamer tersebut, seorang individu yang gemar flexing tentu merasa senang karena mengira orang lain terkesan dengan harta atau pencapaian yang dipamerkan.

Kesenangan tersebut merupakan stimulus efek dopamin yaitu hormon peningkat suasana hati. Akibatnya, orang yang terbiasa pamer akan ketagihan, sehingga terus menerus memamerkan kepemilikannya.

Baca Juga: Sudah Masuk Hati Tapi Ternyata: Kenali 6 Tanda Wanita yang Akan Menolak Cinta Kamu, Sakitnya Tuh Disini!

5.      Menutupi Rasa Insecure

Berdasarkan ilmu psikologi klinis, perilaku flexing erat kaitannya dengan perasaan tidak aman dan rendah diri atau yang dikenal dengan istilah insecure. 

Faktor terkuat orang merasa insecure adalah terdapat sesuatu yang tidak dimilikinya, sehingga ingin menunjukkan kelebihan agar diketahui orang lain.

Cara efektif supaya orang lain mengetahui adalah lewat unggahan di media sosial. Kelebihan yang diunggulkan tersebut diharapkan bisa menutupi kekurangannya.

Nah, supaya tidak menjadi orang yang suka flexing, perlu mengenai kelebihan dan kelemahan diri, menerima kekuatan dan memaafkan kelemahan tersebut, berusaha mengembangkan diri, dan meningkatkan empati dengan meningkatkan kegiatan sosial dan berbagi.

Jika kebiasaan ini diteruskan tidak menutup kemungkinan bisa menimbulkan FOMO (Fear of missing out) ataupun NPD (Narcissistic Personality Disorder).*** 

Halaman:

Tags

Terkini