bisisbandung.com - Memasuki hari keenam pasca runtuhnya salah satu gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Sidoarjo pada 29 September 2025, tim SAR gabungan terus melakukan pencarian dan evakuasi korban.
Hingga Jumat malam, sebanyak enam jenazah kembali ditemukan, menambah total korban yang ditemukan menjadi sembilan orang. Namun, proses identifikasi para korban masih menghadapi kendala besar.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa proses identifikasi berjalan lambat karena sebagian besar korban merupakan anak-anak.
“Kesulitannya adalah korban-korban ini masih anak-anak, jadi dia belum punya KTP, belum pernah punya di sidik jari begitu,” terangnya dalam konferesi pers, dilansir dari youtube Metro TV.
“Sehingga salah satu caranya adalah dengan DNA, antara lain ya DNA. Dan jenazah ini kan sudah masuk pada saat dilakukan alat berat masuk itu sudah 3 hari ya, sehingga kita semua tahu karena sudah 3 hari tentu saja tanda-tanda pengenalan secara visual itu sudah banyak berubah,” sambungnya.
Selain faktor usia korban, kondisi jenazah yang telah tertimbun selama beberapa hari turut memperumit proses pengenalan secara visual.
Baca Juga: Isu Lama Dihidupkan Lagi! Ade Armando Bongkar Motif di Balik Video Mahfud MD Soal Jokowi
Tim DVI bekerja ekstra hati-hati dalam mencocokkan data, sementara sebagian sampel DNA harus dikirim ke Jakarta untuk pemeriksaan laboratorium lanjutan. Proses ini diperkirakan memakan waktu hingga dua sampai tiga minggu.
Data sementara menunjukkan total korban tragedi mencapai 167 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 103 orang dinyatakan selamat dan 118 orang telah ditemukan. Namun, masih terdapat 49 orang yang dilaporkan hilang dan belum ditemukan hingga saat ini.
Tim SAR kini memfokuskan pencarian di titik-titik yang diduga kuat masih terdapat korban tertimbun.
Penggunaan alat berat dilakukan secara masif untuk mempercepat proses evakuasi, sementara koordinasi rutin dilakukan setiap hari untuk mengevaluasi efektivitas operasi di lapangan.
Pemerintah juga memindahkan keluarga korban ke Rumah Sakit Bhayangkara agar dapat menunggu proses identifikasi dengan fasilitas yang lebih layak dan kondisi yang lebih tenang.
Baca Juga: Awalil Rizky Sentil Purbaya: “Jangan Gagal Paham Soal Burden Sharing!”