bisnisbandung.com - Empat hari setelah runtuhnya bangunan empat lantai Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, upaya evakuasi korban memasuki tahap krusial.
Tim gabungan mulai menurunkan alat berat berkapasitas 25 hingga 35 ton untuk membongkar puing-puing bangunan yang ambruk pada Senin sore, 29 September 2025.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 15.30 WIB itu menelan korban jiwa dan menyebabkan dua santri harus diamputasi, sementara puluhan lainnya diduga masih tertimbun reruntuhan. Insiden terjadi saat kegiatan ibadah rutin tengah berlangsung di dalam pondok pesantren.
Baca Juga: Pidato Prabowo di Munas PKS, Pengamat: Jangan Cuma Janji Sejahterakan Rakyat!
Menurut penjelasan Mudji Irmawan, Tim Ahli Struktur dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), asesmen terakhir dilakukan bersama Basarnas sebelum pembongkaran dimulai.
Hasil pemantauan menunjukkan tidak ada lagi respons dari dalam reruntuhan, sehingga diputuskan pembongkaran harus segera dilakukan demi mempercepat evakuasi.
“Diputuskan mulai hari ini kita harus segera melakukan pembongkaran terhadap gedung yang ambruk, karena dari pantauan alat yang dipakai oleh Basarnas tidak menunjukkan adanya respons dari korban,” jelasnya dilansir dari youtube Metro TV, Kamis (2/10).
Baca Juga: Bank Pelat Merah Kompak Naikkan Bunga Deposito, Pengamat: Benarkah Ada 'Bisikan' Purbaya?
Proses pembongkaran dipimpin oleh TNI dan Polri dengan dukungan Basarnas serta tim ahli struktur. Teknik khusus digunakan untuk memotong elemen bangunan menjadi bagian kecil dengan beban maksimum satu ton, agar pengangkatan bisa dilakukan secara aman.
Langkah ini penting untuk mencegah pergeseran struktur yang berpotensi membahayakan korban maupun bangunan di sekitar lokasi.
Mudji juga menekankan bahwa sebagian elemen bangunan sudah bersinggungan dengan gedung di sisi selatan.
Kondisi ini membuat pengerjaan harus ekstra hati-hati, karena kesalahan teknis dapat menimbulkan risiko baru.
Baca Juga: Anggaran Pertahanan Membengkak, Awalil Rizky Ingatkan Risiko ‘Bakar Uang’ untuk Besi Rongsok
Tim diberi waktu maksimal dua hari untuk menyelesaikan pembongkaran, sehingga peluang penyelamatan korban yang mungkin masih bertahan tidak terlewatkan.
Masyarakat sekitar diminta menjauhi lokasi karena alat berat dan kendaraan pendukung akan bermanuver di area sempit. Sterilisasi lokasi dianggap penting agar evakuasi berjalan cepat dan aman.