bencana

Pergeseran Bordes 10 Cm Usai Gempaan Ancam Nyawa Korban Ponpes Sidoarjo

Rabu, 1 Oktober 2025 | 18:30 WIB
Bangunan roboh di pesantre Al-Khoziny (Tangkap layar youtube CNN Indonesia)

bisnisbandung.com Proses evakuasi korban runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny kembali menghadapi tantangan berat setelah terjadi gempaan susulan di sekitar lokasi.

Menurut keterangan Kepala Subdirektorat RPDO dan KMM Basarnas, Emi Freezer, guncangan tersebut menyebabkan pergeseran bordes bangunan hingga 10 sentimeter dan mengancam keselamatan korban yang masih terjebak.

Salah satu korban di sektor A1 masih menunjukkan respons meski tubuhnya terhimpit bagian bordes. Sebelum guncangan, posisi bordes masih menyisakan ruang sekitar 15 sentimeter yang memungkinkan korban sedikit menggerakkan kepala.

Baca Juga: 15 Lokasi Masih Jadi Target, Basarnas Kirim Suplemen Lewat Celah Beton Pada Korban

“Saat ini di A1 ada satu korban yang masih bisa memberikan respons di bawahnya, untuk memberikan kesempatan pembebasan korban karena dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali karena berada di bawah himpitan bordes,” paparnya dilansir dari youtube CNN Indonesia.

“Dan mohon izin saya sampaikan faktor sebelum dan sesudah kegempaan semalam. Sebelum kegempaan, posisi bordes kurang lebih sekitar 15 cm dari surface atau dari lantai, dengan posisi masih bisa menggerakkan kepala,” lanjutnya.

Namun setelah pergeseran, celah yang tersisa hanya sekitar 10 sentimeter, setara dengan diameter rata-rata kepala remaja. Kondisi ini membuat korban semakin kritis dan menyulitkan upaya penyelamatan.

Baca Juga: Basarnas Beberkan Risiko Evakuasi Pesantren Al Khoziny, Akses Hanya Lewat Gorong-Gorong 60 Cm

“Sehingga dengan ketinggian ini kami ingin memberikan gambaran bahwa kesulitan kami adalah bagaimana mempertahankan nyawa target, tapi akses yang kita gunakan memang membutuhkan waktu yang lebih lama,” bebernya.

Basarnas menegaskan bahwa persoalan utama bukan pada ketersediaan peralatan, karena lebih dari 375 personel gabungan telah dilengkapi perangkat penyelamatan, baik manual maupun pneumatic.

Tantangan terbesar terletak pada akses sempit yang memerlukan waktu lebih lama untuk menjangkau korban tanpa memperparah risiko runtuhan tambahan.

Perubahan kondisi dari responsif menjadi tidak responsif pada beberapa korban juga menjadi perhatian serius tim penyelamat.

Untuk itu, Basarnas memastikan akan melakukan konsolidasi lebih lanjut bersama pihak keluarga dalam menentukan langkah penyelamatan berikutnya.

Operasi evakuasi di Ponpes Sidoarjo masih terus dilakukan secara intensif dengan fokus utama menyelamatkan korban yang masih menunjukkan tanda kehidupan, meski kondisi struktur bangunan semakin berisiko.***

Baca Juga: Kepala BNPB Sampaikan Hasil Evakuasi Terbaru Insiden Robohnya Pesantren di Sidoarjo

Tags

Terkini