bencana

15 Lokasi Masih Jadi Target, Basarnas Kirim Suplemen Lewat Celah Beton Pada Korban

Rabu, 1 Oktober 2025 | 18:00 WIB
Kepala Subdirektorat Pengendali Operasi Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia Basarnas, Emi Freezer, (Tangkap layar youtube CNN Indonesia)

Bisnisbandung.com - Operasi penyelamatan korban runtuhnya Pondok Pesantren Al-Khoziny terus berlanjut dengan fokus pada 15 titik yang masih menjadi target pencarian.

Menurut penjelasan Kepala Subdirektorat Pengendali Operasi Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia Basarnas, Emi Freezer, kondisi reruntuhan yang berbentuk pancake collapse.

Hal ini menyulitkan tim untuk menjangkau korban secara langsung, sehingga bantuan sementara hanya bisa dikirim melalui celah sempit di antara beton.

Baca Juga: Kepala BNPB Sampaikan Hasil Evakuasi Terbaru Insiden Robohnya Pesantren di Sidoarjo

Bangunan empat lantai yang gagal konstruksi itu runtuh dan menimbulkan tumpukan beton dengan pola tidak beraturan.

Sejumlah kolom utama bangunan bahkan membentuk lengkungan menyerupai huruf U, yang menandakan elastisitas material tidak mampu menopang beban.

Kondisi ini menciptakan celah atau void yang sempit, membuat akses evakuasi korban menjadi sangat terbatas.

Hingga hari kedua pascainsiden, tim gabungan berhasil mengevakuasi 11 korban dari tiga sektor utama.

Baca Juga: Oligarki Lebih Berkuasa dari Pemerintah? Amien Rais Angkat Bicara!

“Selama 2 hari kita melakukan upaya evakuasi. Alhamdulillah, 11 korban berhasil tim gabungan evakuasi dari tiga sektor yaitu A1, A2, dan A3. Di mana A1 dan A2 itu adalah di lower surface, kemudian A3 di top floor. Clear tinggal akses di dua,” terangnya dilansir dari youtube CNN Indonesia.

“Lalu kemudian dari A2 dan A1, A1 adalah yang paling depan yang kita masuk permukaan dari arah jalan masuk. Itu adalah akses terdekat untuk bisa masuk ke kolom sebelah,” lanjutnya.

Namun, dari 15 titik yang menjadi target lanjutan, delapan titik dikategorikan berstatus hitam atau diduga korban sudah meninggal, sedangkan tujuh titik lainnya berstatus merah dengan indikasi masih ada tanda kehidupan.

Kesulitan terbesar tim SAR terletak pada akses yang hanya tersedia di kolom tengah bangunan. Karena ruang gerak terbatas, tim penyelamat hanya bisa berkomunikasi dengan korban melalui suara dan menggunakan kamera pencarian fleksibel yang mampu masuk ke celah sempit.

Baca Juga: Evaluasi MBG Ala Om Zein Bupati Purwakarta: Dari Dapur ke Meja Siswa, Semua Diawasi!

Halaman:

Tags

Terkini