bisnisbandung.com - Banjir tahunan yang melanda Bekasi dan Jakarta kembali memunculkan perdebatan mengenai faktor-faktor penyebabnya.
Selain curah hujan tinggi dan sistem drainase yang buruk, pegiat kesehatan dan lingkungan, Dokter Tifauzia Tyassuma atau yang dikenal sebagai Dokter Tifa, menyoroti dampak reklamasi di pesisir Jakarta dan Bekasi terhadap meningkatnya frekuensi serta intensitas banjir.
Menurut Dokter Tifa, reklamasi telah menyebabkan perubahan hidrologi yang signifikan. Sejumlah sungai besar, seperti Ciliwung, Citarum, dan Sungai Bekasi, kehilangan jalur alaminya akibat penyumbatan menuju laut.
Baca Juga: Jokowi Disebut Halangi Pengusutan Mafia Migas, Rudi S. Kamri: Ada Rekam Jejaknya!
“Setiap tahun, banjir makin parah. Hujan dan drainase buruk sering disalahkan. Tetapi ada faktor besar yang jarang dibahas: REKLAMASI,” tulisnya dilansir Bisnis Bandung dari aku X pribadinya.
Hal ini menyebabkan aliran air melambat, muara sungai semakin dangkal, dan akhirnya meningkatkan risiko banjir di kawasan hilir.
Fenomena "backwater effect" juga menjadi salah satu perhatian utama. Dokter Tifa menjelaskan bahwa reklamasi mempersempit jalur air, sehingga air yang seharusnya mengalir ke laut tertahan dan justru terdorong kembali ke daratan.
Baca Juga: Terima Kasih Band Sukatani, Irjen Pol (Purn.) Aryanto Sutadi: Ini Warning untuk Polisi!
Kemudian banjir menjadi lebih sulit surut dan bertahan dalam waktu yang lebih lama.
Selain itu, Dokter Tifa menyoroti masalah intrusi air laut yang semakin parah akibat reklamasi.
Air laut yang merangsek ke daratan menyebabkan tanah kehilangan daya serapnya dan merusak sistem drainase kota.
Akibatnya, air hujan yang seharusnya dapat mengalir dengan baik justru terjebak, memperburuk kondisi banjir di wilayah terdampak.
Hilangnya rawa dan lahan resapan air juga menjadi faktor krusial dalam mempercepat banjir.
Baca Juga: Sobary Bongkar Pencitraan Jokowi, Kecintaan Rakyat Hanya Ilusi