Minim Raih Nobel, Masihkan Islam Mengedepankan Sains Dan Tekhnologi?

photo author
- Minggu, 10 April 2022 | 16:29 WIB
Nobel bukanlah penilaian universal, hanya salah satu acuan, apakah kita mengedepankan sains dan tekhnologi (Youtube Gita Wirjawan)
Nobel bukanlah penilaian universal, hanya salah satu acuan, apakah kita mengedepankan sains dan tekhnologi (Youtube Gita Wirjawan)

Ia dikenal sebagai Geologis atau ahli Geologi dan Antropologi pertama, dan populer sebagai "Leonardo Da Vinci" nya Islam.

Baca Juga: Edy : Pemusnahan Patung, Ngak Ngerti Saya Di Museum Tersimpan Sejarah Kelam Penumpasan PKI

Berikutnya Ibn Al Haytham, keturunan Arab, hidup tahun 965 - 1040, dikenal sebagai bapak dari ilmu optik modern, ahli Matematika, Astronomi dan Fisika.

Selanjutnya yakni Al Khawatrizmi Khoibarizmi, 780 - 850, orang yang menemukan Al Jabar dengan tulisan kitab Al Jabar Wal amuqabala.

Menurut Analisis Gita Wirjawan, jika pengedepanan sains dan tekhnologi terus berlanjut sejak jaman Keemasan Islam Abbasid, mungkin sekali kemenangan di Nobel dalam bidang sains yang dimenangkan oleh Islam itu jauh lebih besar daripada hanya 0.5 persen dari total kemenangan selama ini.

Tetapi perlu dicatat, Nobel bukanlah penilaian universal, ini hanya salah satu dari acuan kita saja apakah kita mengedepankan sains dan tekhnologi.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Us Tiarsa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X