Bidang non sain itu Budha ada 4 pemenang atau 1.2 persen dari total jumlah total pemenang, Hindu 4 pemenang juga atau 1.2 persen. Islam 10 pemenang atau 2.9 persen. Yahudi 56 pemenang, atau 16.2 persen dan Kristen 248 pemenang atau kurang lebih 72.1 persen.
Ironisnya, selama ini ilmuwan yang kita kenal dan kita ketahui kebanyakan atau hampir semuanya yang kita kenal berasal dari Eropa.
Yang pertama, kita kenal Isaac Newton, Aristoteles, Albert Einstein Pythagoras, Galileo Galie, Charles Darwin, Marie Curie.
Lucunya tidak terdengar nama - nama yang berasalkan dari Timur Tengah atau dari dunia jaman keemasan Islam.
Padahal kalau kita telusuri dan sebagaimana kita ketahui, bangak nama - nama hebat dari jaman keemasan Islam yang menghasilkan karya, atau penemuan luar biasa dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Jaman Keemasan Islam
Gita Wirjawan mengungkapkan, jaman kejayaan atau jaman keemasan Islam sendiri termanifestasikan dalam beberapa jaman, atau 3 jaman yang dicatat dalam sejarah.
Jaman keemasan Islam yang pertama adalah jaman Umayah tahun 661 - 750, dijaman ini ditandai dengan tingkat toleransi yang tinggi khususnya dibidang Ekononi, sosal dan budaya.
Jaman Keemasan Islam yang kedua yakni, jaman Abbasiyah 750 - 1258, dijaman ini dikenal dengan toleransi dan keterbukaannya.
Baca Juga: Penganut Islam Dan Kristen Ortodok Di Ethopia Terlihat Dari Kaum Perempuannya
Jaman keemasan Islam berikutnya yakni jaman Ottoman, berlangsung cukup lama, yakni tahun 1299 - 1922.
Dikatakan Gita Wirjawan, pengedepanan sains dan tekhnologi termanifestasi di jaman Abbasid. Salah satunya adalah berdirinya
"House Of Wisdom atau Bayt Al Hikmah.
House Of Wisdom atau Bayt Al Hikmah merupakan tempat yang ujung ujungnya menjadi perpustakaan yang sangat besar dan spektakuler dan menjadi institusi pendidikan yang bisa mengumpulkan karya - karya yang luar biasa.
Di House Of Wisdom atau di Bayt Al Hikmah, ada 4 ilmuwan yang mungkin bisa digaris bawahi.
Pertama Ibn Sina yang hidup tahun 980 -1037. Ia adalah ahli filsafat dan kedokteran, yang menjadi acuan ilmu kedokteran didunia Islam dan Eropa sampai dekade ke 19, bahkan acuan atau referensi di ilmu kedokteran jaman kontemporer.
Berikutnya Al Biruni, tahun 973 - 1048, ahli Filsafat, Matematika, Biologi, karyanya diberdayakan, direfrensikan, digunakan sebagai acuan imuwan terkenal dieropa dan dunia.