bisnisbandung.com - Persaingan antara Amerika Serikat dan China semakin memanas, terutama di bidang teknologi.
Raymond Chin menyoroti fenomena ini dengan menekankan bagaimana kecerdasan buatan (AI) dari China, seperti DeepSeek, berpotensi menggeser dominasi teknologi Amerika yang selama ini mengatur kehidupan digital masyarakat global.
Hegemoni teknologi saat ini masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan Amerika. Dari platform media sosial hingga layanan streaming dan aplikasi pertemuan virtual, sebagian besar produk yang digunakan sehari-hari berasal dari perusahaan teknologi AS.
Baca Juga: Tegas! Isu Jokowi Cawe-Cawe Hanyalah Hoax Ungkap Dedy Nur Palakka
Namun, China mulai menunjukkan taringnya dengan inovasi berbasis AI yang mampu menantang supremasi teknologi Barat.
“Ujung-ujungnya, pertanyaannya selalu sama: siapa yang sebenarnya bakal jadi penguasa dunia?” ujar Raymond Chin dilansir Bisnis Bandung dari youtube pribadinya.
Kemunculan DeepSeek bukan sekadar persaingan AI, tetapi bagian dari narasi geopolitik dan ekonomi global.
AI ini dianggap sebagai salah satu alat yang bisa mengubah peta kekuatan dunia, bahkan mengguncang ekonomi Amerika hingga triliunan dolar dalam satu hari.
Baca Juga: DPR Jadi Super Berkuasa,Hersubeno: Kini Bisa Evaluasi dan Copot Pimpinan Lembaga Negara
Jika tren ini terus berkembang, dominasi digital yang selama ini dipegang oleh AS bisa mulai terpecah.
Raymond Chin menyoroti bagaimana teori konspirasi seperti "New World Order" sering dikaitkan dengan dominasi global.
“Simpelnya, hidup kalian bakal diatur oleh siapa?” terangnya dengan tegas.
Amerika kerap disebut sebagai kekuatan yang mengendalikan dunia, mirip dengan konsep Illuminati yang banyak dibahas dalam teori konspirasi.
Baca Juga: Gegara LPG 3 Kg, Syahganda Sebut Ada Menteri Titipan Jokowi Langkahi Presiden!