Keterlambatan untuk menonaktifkan autothrottle menyebabkan perbedaan tenaga mesin semakin besar dan pesawat yang seharusnya berbelok ke kanan menjadi berbelok kekiri.
Ini merupakan indikasi bahwa pesawat mulai berada dalam kondisi upset.
Saat kemudi pesawat miring ke kanan, pilot berasumsi pesawat berbelok ke kanan sesuai keinginannya. Sementara yang sebenarnya terjadi pesawat berbelok ke kiri. Lalu disusul dengan peringatan kemiringan yang berlebih.
Selanjutnya Autopilot menjadi tidak aktif, dan kemudi berbalik ke kiri.
KNKT menyimpulkan sejumlah faktor yang berkontribusi dalam kecelakaan berdasarkan urutan waktu kejadian:
- perbaikan sistem autothrottle yang dilakukan tidak mencapai bagian mekanikal.
- Thrust lever kanan tidak mundur sesuai autopilot karena hambatan sistem thrust lever kiri sehingga tidak seimbang (asymmetry).
- keterlambatan untuk menonaktifkan autothrottle saat ketidakseimbangan menyebabkan pesawat semakin tidak seimbang.
- kurangnya dalam monitoring sehingga tidak menyadari adanya asymmetry dan penyimpangan arah terbang.
Dalam hal ini beberapa pihak telah meningkatkan upaya keselamatan antara lain:
Baca Juga: Siap-siap Kaya Mendadak Di Usia Muda! Inilah Bisnis Yang Cocok Untuk Anak Muda
1. Direktorat Jendral Perhubungan Udara (DJPU)
2. sriwijaya air