bisnisbandung.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menunjukkan sikap lega terkait rencana restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.
Ia menilai langkah tidak melibatkan Kementerian Keuangan dalam proses negosiasi sebagai keputusan yang tepat, mengingat sejak awal kementeriannya menolak penggunaan APBN untuk menanggung beban utang proyek tersebut.
“Bagus. Saya nggak ikut, kan,” gamblangnya kepada wartawan, dilansir dari YouTube Kompas TV.
Baca Juga: Tak Bisa Buktikan Hasil Endorsment, Aset Sandra Dewi Diambang Perampasan
Isu negosiasi antara pihak Indonesia dan China mengenai penyelesaian pembiayaan kereta cepat kembali mencuat, termasuk wacana pembahasan bersama sejumlah pihak terkait.
Purbaya menegaskan bahwa penanganan utang seharusnya dilaksanakan melalui mekanisme business to business, sesuai kesepakatan pihak yang menjalankan proyek.
Pendekatan ini dinilai lebih sehat dalam menjaga disiplin fiskal sekaligus mencegah risiko pembebanan anggaran negara.
Ia menilai bahwa penyelesaian pembiayaan sebaiknya diserahkan kepada entitas yang terlibat langsung dalam proyek, bukan ke negara sebagai penjamin biaya.
“Saya sebisa mungkin nggak ikut. Biar saja mereka selesaikan business to business. Berarti jadi top,” lugasnya.
Sikap ini menunjukkan konsistensi Kementerian Keuangan dalam menolak pembiayaan tambahan yang bersumber dari APBN untuk menutup kekurangan dana pembangunan kereta cepat.
Dengan tidak dilibatkannya Kemenkeu dalam restrukturisasi, proses pengambilan keputusan berada sepenuhnya pada pihak yang terikat kontrak kerja sama.
Hal ini memperjelas bahwa proyek kereta cepat tetap harus bertanggung jawab pada struktur pendanaan awal yang disepakati, tanpa mengalihkan risiko keuangan kepada pemerintah.
Pendekatan tersebut menjadi penegasan bahwa pengelolaan fiskal tetap dijaga agar tidak terganggu oleh proyek strategis yang sejak awal telah ditetapkan berjalan tanpa beban APBN.***