Prabowo juga menyebutkan tiga jenis manusia: pemimpin, pengikut, dan orang yang tidak tahu perannya. Ia menilai tipe ketiga itu harus dihindari karena berpotensi tidak produktif dalam kehidupan berbangsa.
Menanggapi hal itu Awalil menyebut tafsirnya bisa beragam tergantung konteks demokrasi.
“Dalam sistem demokratis, bukan hanya pemimpin dan pengikut setia yang dibutuhkan. Pengkritik yang konstruktif juga bagian dari mekanisme sehat untuk menjaga arah pemerintahan,” jelasnya.
Awalil juga menyinggung pentingnya kebijakan ekonomi yang berbasis data dan perhitungan matang.
Ia berharap Prabowo memiliki tim yang mampu melakukan cross check terhadap berbagai kebijakan agar sesuai dengan prinsip akal sehat dan ketelitian yang disampaikannya sendiri.
“Kita percaya Presiden punya niat baik tapi sering kali masalahnya ada di asupan data dan perhitungan yang kurang akurat. Itu yang harus diperbaiki,” ujarnya.
Menutup analisanya Awalil berharap Presiden Prabowo menjalankan gaya kepemimpinan seperti yang ia ucapkan: rasional, adil, dan berintegritas.
“Kalau itu diterapkan secara konsisten Indonesia akan jauh lebih maju. Tapi ya sekarang tinggal kita lihat bukti konkretnya,” katanya.***