nasional

Hersubeno Arief Beberkan Dugaan Moral Hazard Pertamina dalam Impor Minyak

Kamis, 2 Oktober 2025 | 20:00 WIB
Hersubeno Arief, Jurnalis FNN (Tangkap layar youtube Hersubeno Point)

bisnisbandung.com - Jurnalis senior Hersubeno Arief menyoroti persoalan serius terkait kebijakan impor minyak yang masih dilakukan oleh Pertamina.

Ia menilai ketergantungan pada impor bukan hanya persoalan teknis atau lemahnya pembangunan kilang minyak, tetapi juga berpotensi terkait moral hazard yang melibatkan kepentingan tertentu.

Meski direksi Pertamina sudah berganti dari periode sebelumnya, hingga kini pembangunan kilang baru yang dijanjikan belum terealisasi.

Baca Juga: “Gubernur Konten”! Dedi Mulyadi Dihujat Sopir & Penambang Usai 3 Tambang Bogor Ditutup

“Jadi kalau menurut saya, apa yang dikatakan oleh Pak Purbaya tadi itu bukan semata-mata malas ya, tapi ada moral hazard di situ,” ujaranya dilansir dari youtube pribadinya.

“Karena kalau kemudian kebutuhan minyak Indonesia itu sebagian besar dipenuhi oleh kilang-kilang di Indonesia, nilai impornya semakin kecil. Dan kalau nilai impornya kecil, itu berarti semakin kecil fee atau cashback yang mereka terima,” sambungnya.

Kondisi ini membuat kebutuhan minyak dalam negeri terus dipenuhi dari impor, sehingga menambah beban pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tengah defisit.

Baca Juga: Tak Ada Ampun! Polda Jawa Barat Sapu Bersih Preman di Cileunyi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor minyak mentah pada Juli 2025 tercatat mencapai 786 juta dolar AS atau sekitar Rp12,8 triliun, naik tajam 34,92 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 582,6 juta dolar AS.

Lonjakan juga terjadi pada impor hasil minyak, yang pada Juli 2025 menembus 1,7 miliar dolar AS atau setara Rp28,3 triliun, meningkat dari 1,63 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya.

Hersubeno menilai angka impor yang terus membengkak menimbulkan kecurigaan adanya permainan yang menguntungkan pihak tertentu.

Praktik mafia migas di masa lalu disebut memiliki peran besar dalam mengendalikan pasokan dan harga, bahkan melibatkan pejabat Pertamina yang beberapa di antaranya pernah diproses hukum.

Baca Juga: Ribuan Botol Miras dan Knalpot Bising Digilas! Polresta Cirebon Tak Kasih Ampun

Dugaan adanya moral hazard dalam kebijakan impor minyak dinilai menjadi salah satu alasan mengapa pembangunan kilang baru tidak kunjung berjalan.

Jika kebutuhan energi dalam negeri bisa dipenuhi oleh produksi nasional, nilai impor otomatis menurun, sehingga peluang untuk mendapatkan keuntungan tambahan dari praktik impor juga mengecil.

Halaman:

Tags

Terkini