bisnisbandung.com - Jurnalis senior Hersubeno Arief menyoroti persoalan serius terkait kebijakan impor minyak yang masih dilakukan oleh Pertamina.
Ia menilai ketergantungan pada impor bukan hanya persoalan teknis atau lemahnya pembangunan kilang minyak, tetapi juga berpotensi terkait moral hazard yang melibatkan kepentingan tertentu.
Meski direksi Pertamina sudah berganti dari periode sebelumnya, hingga kini pembangunan kilang baru yang dijanjikan belum terealisasi.
Baca Juga: “Gubernur Konten”! Dedi Mulyadi Dihujat Sopir & Penambang Usai 3 Tambang Bogor Ditutup
“Jadi kalau menurut saya, apa yang dikatakan oleh Pak Purbaya tadi itu bukan semata-mata malas ya, tapi ada moral hazard di situ,” ujaranya dilansir dari youtube pribadinya.
“Karena kalau kemudian kebutuhan minyak Indonesia itu sebagian besar dipenuhi oleh kilang-kilang di Indonesia, nilai impornya semakin kecil. Dan kalau nilai impornya kecil, itu berarti semakin kecil fee atau cashback yang mereka terima,” sambungnya.
Kondisi ini membuat kebutuhan minyak dalam negeri terus dipenuhi dari impor, sehingga menambah beban pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tengah defisit.
Baca Juga: Tak Ada Ampun! Polda Jawa Barat Sapu Bersih Preman di Cileunyi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor minyak mentah pada Juli 2025 tercatat mencapai 786 juta dolar AS atau sekitar Rp12,8 triliun, naik tajam 34,92 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 582,6 juta dolar AS.
Lonjakan juga terjadi pada impor hasil minyak, yang pada Juli 2025 menembus 1,7 miliar dolar AS atau setara Rp28,3 triliun, meningkat dari 1,63 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya.
Hersubeno menilai angka impor yang terus membengkak menimbulkan kecurigaan adanya permainan yang menguntungkan pihak tertentu.
Praktik mafia migas di masa lalu disebut memiliki peran besar dalam mengendalikan pasokan dan harga, bahkan melibatkan pejabat Pertamina yang beberapa di antaranya pernah diproses hukum.
Baca Juga: Ribuan Botol Miras dan Knalpot Bising Digilas! Polresta Cirebon Tak Kasih Ampun
Dugaan adanya moral hazard dalam kebijakan impor minyak dinilai menjadi salah satu alasan mengapa pembangunan kilang baru tidak kunjung berjalan.
Jika kebutuhan energi dalam negeri bisa dipenuhi oleh produksi nasional, nilai impor otomatis menurun, sehingga peluang untuk mendapatkan keuntungan tambahan dari praktik impor juga mengecil.
Artikel Terkait
Strategi Keuangan Baru, Purbaya Janji Stop Utang, Fokus Pajak dan Pendapatan
Tagih Paksa Rp60 Triliun, Menkeu Purbaya: Tahun Ini Harus Masuk!
Kebijakan Purbaya Dinilai Offside, Yanuar: Bisa Picu Krisis Fiskal!
Rocky Gerung Dihajar Balik, Purbaya: Kritik Bagus Tapi Jangan Asbun!
Diprotes Soal Kebijakan Cukai Rokok, Menkeu Purbaya Tanggapi Kiriman Karangan Bunga
Bank Pelat Merah Kompak Naikkan Bunga Deposito, Pengamat: Benarkah Ada 'Bisikan' Purbaya?