Bisnisbandung.com - Kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) makin meluas dan memicu keresahan publik.
Hingga kini tercatat 6.452 anak di berbagai daerah terdampak kasus keracunan MBG mulai dari Bandung Barat, Yogyakarta, hingga Sulawesi Tengah.
Kondisi ini membuat pengamat politik Rudi S Kamri angkat suara dan menuntut evaluasi total MBG.
Baca Juga: Kapolri Tanggapi Desakan Pencopotan: Itu Beban yang Saya Pikirkan
“Ini karut-marut tidak bisa kita diamkan. Jangan dianggap enteng. 6.000 lebih siswa itu manusia, mereka sekarang trauma,” kata Rudi dalam kanal YouTube Anak Bangsa Channel.
Menurutnya pemerintah dan Badan Gizi Nasional (BGN) gagal mengelola program unggulan Presiden Prabowo tersebut.
Ia menilai tata kelola MBG sangat amburadul, mulai dari distribusi, pengawasan, hingga kualitas makanan.
Bahkan ada laporan makanan dimasak tengah malam untuk ribuan siswa lalu baru disajikan siang hari sehingga tak layak konsumsi.
Rudi menyoroti besarnya anggaran yang digelontorkan untuk MBG.
Baca Juga: Dalam 17 Menit Sindikat Pembobol Rekening Dormant Gasak Rp204 Miliar
Tahun 2025 pemerintah mengalokasikan Rp171 triliun dan tahun 2026 naik menjadi Rp335 triliun.
Ironisnya Rp223 triliun di antaranya diambil dari dana pendidikan.
“Dana sebesar itu seharusnya untuk meningkatkan kualitas guru, fasilitas sekolah, atau tambahan dana BOS. Tapi malah dipakai untuk program yang hasilnya keracunan massal,” tegasnya.
Rudi meminta pemerintah segera melakukan moratorium MBG sebelum ada evaluasi total.
Baca Juga: Qodari Sebut Ribuan Desa Masuk Kawasan Hutan, Tata Ruang di Indonesia Jadi Sorotan