Bisnisbandung.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto kembali jadi sorotan.
Ekonom Awalil Rizky menyoroti kebijakan pemerintah yang membuka pintu impor sapi perah dan sapi pedaging.
Impor sapi perah dan sapi pedaging dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging program tersebut.
Awalil Rizky mengutip laporan Bloomberg Tekno yang menyebut RI sudah impor 40.500 ekor sapi dari target 150 ribu ekor.
Rinciannya 11.500 ekor sapi perah untuk kebutuhan susu sementara 29 ribu ekor merupakan sapi pedaging untuk daging sapi potong.
Awalil Rizky menilai kebijakan impor sapi yang digerakkan lewat investor asing justru memberi “karpet merah” bagi modal luar negeri.
Padahal narasi awal MBG kerap disebut-sebut sebagai upaya menggerakkan ekonomi lokal termasuk memberdayakan UMKM dan peternak kecil.
“Dari penjelasan itu jelas yang masuk bukan peternak rakyat tapi investor asing. Bahkan disiapkan lahan dari BUMN pangan seperti Perum Perhutani, ID Food, dan PTPN,” ujar Awalil Rizky dalam youtubenya.
Baca Juga: Spanyol Siap Tinggalkan Piala Dunia 2026 Jika Izinkan Israel Ikut Tampil!
Ia mempertanyakan mengapa BUMN atau koperasi rakyat tidak diberdayakan lebih jauh untuk memproduksi susu lokal.
Menurutnya potensi sapi rakyat bisa dikembangkan melalui skema kemitraan, bukan justru digeser oleh perusahaan asing.
Data Kementan mencatat kebutuhan susu dalam negeri pada 2017-2020 mencapai 17,34 juta ton.