Bisnisbandung.com – Ketika rakyat merasa suara mereka tak lagi didengar, simbol-simbol justru berbicara lebih keras daripada orasi.
Dari bendera One Piece yang berkibar di jalanan pada Agustus 2025, hingga Garuda Hitam dengan slogan “Indonesia Gelap” pada Februari 2025,
dari angka misterius 1312 yang identik dengan slogan ACAB, hingga warna-warna berani seperti Brave Pink, Hero Green, dan Resistance Blue semua menjadi bahasa visual baru perlawanan.
Fenomena ini disebut banyak pengamat sebagai “revolusi simbolik”: rakyat melawan bukan dengan senjata, tapi dengan gambar, warna, dan kode yang sarat makna.
Baca Juga: Aksi Damai Ojol: Bersih-bersih DPRD Jawa Barat Bareng TNI dan Polri
Garuda Biru: Peringatan Darurat Demokrasi (Agustus 2024)
Fenomena ini pertama kali mencuat pada Agustus 2024, ketika media sosial diramaikan oleh gambar Garuda putih di atas latar biru tua dengan tulisan “Peringatan Darurat”.
Simbol ini muncul di tengah kontroversi revisi UU Pilkada 2024 dan dugaan pengabaian putusan Mahkamah Konstitusi oleh DPR.
Awalnya berasal dari konten analog horor ala EAS Indonesia Concept, visual ini dengan cepat diadopsi aktivis dan masyarakat sipil sebagai alarm kolektif bahwa demokrasi sedang berada di ujung tanduk.
Garuda Hitam dan Tagar #IndonesiaGelap (Februari 2025)
Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada Februari 2025, simbol Garuda kembali muncul namun kali ini dengan latar hitam pekat.
Baca Juga: Tuntutan 17+8 Bergema! INDEF Ingatkan “Chilean Paradox” di Indonesia
Bersamaan dengan itu, tagar #IndonesiaGelap menduduki trending topic, menyuarakan keresahan rakyat terhadap kenaikan PBB-P2, revisi UU yang melemahkan demokrasi, hingga kenaikan tunjangan DPR.
Gerakan ini bahkan melahirkan akronim PENTOL (enam tuntutan rakyat) yang mencakup isu kesejahteraan, subsidi energi, hingga pemberantasan mafia tanah.