Darmadi juga menyoroti opsi negosiasi dengan pihak asing, termasuk kemungkinan menyerahkan kepemilikan kereta cepat kepada investor Cina.
Namun, ia menekankan bahwa nilai strategis dan ideologis proyek ini harus diperhatikan. Oleh karena itu, restrukturisasi dengan keterlibatan Danantara dianggap sebagai opsi paling realistis tanpa mengorbankan kepentingan nasional.
Komisi VI menilai percepatan penyelesaian masalah utang KCIC sangat mendesak. Jika tidak segera diatasi, potensi kerugian besar bisa terjadi pada 2025, sementara kebutuhan perawatan infrastruktur kereta api tetap berjalan.***
Baca Juga: Mobil & Motor Ikut Diangkut? Hotman Paris Bongkar Kejanggalan OTT Immanuel Ebenezer