Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung menilai sindiran Presiden Prabowo Subianto soal “orang tak berkeringat” yang ingin masuk kabinet merupakan sinyal kuat akan terjadinya perombakan menteri.
Ia memandang reshuffle kabinet sulit dihindari karena kondisi pemerintahan saat ini memerlukan penyegaran di sejumlah posisi strategis.
Rocky Gerung menilai hal ini wajar, sebab sebagian menteri merasa aman dengan posisinya dan tidak khawatir akan terkena reshuffle.
Baca Juga: Tidak Habis Pikir!PPATK Bongkar Ribuan Pegawai BUMN Tercatat Penerima Bansos
“Menurut saya, keterangan itu sekadar mengingatkan bahwa akan ada reshuffle, tetapi jangan mereka enggak berkeringat antre untuk dapat jabatan,a” ungkapnya dilansir dari youtube Rocky Gerung Official.
Dalam pandangannya, maksud dari ucapan Presiden tersebut adalah mengingatkan bahwa meski perombakan menteri akan dilakukan, posisi tidak akan diberikan kepada pihak-pihak yang sekadar berambisi mendapatkan jabatan tanpa kontribusi nyata atau kerja keras sebelumnya.
“Justru dimaksudkan reshuffle, tetapi jangan mimpi mereka yang enggak berkeringat itu akan diajak masuk kabinet. Saya kira itu poinnya,” jelasnya.
Sindiran itu, kata Rocky Gerung, seharusnya dibaca sebagai penegasan bahwa jabatan menteri tidak pantas diisi oleh mereka yang hanya mencari keuntungan pribadi.
Rocky Gerung menegaskan bahwa reshuffle menjadi langkah yang tidak terelakkan apabila ada menteri yang tidak mampu menerjemahkan visi ideologis Presiden menjadi program teknis yang efektif.
Ia menyoroti bahwa ada pejabat di kabinet yang kinerjanya tidak optimal, bahkan beberapa di antaranya pernah menjadi sorotan publik karena tersandung kasus hukum.
Baca Juga: 43 Putaran Negosiasi Ambalat Tanpa Hasil, Joint Development Dinilai Jadi Solusi Paling Realistis
Dugaan korupsi, penyuapan, atau manipulasi kasus, menurutnya, menjadi cacat moral yang seharusnya cukup untuk menjadi alasan pergantian.
Ia juga mengingatkan bahwa politik selalu bersifat dinamis. Meski Presiden sempat memuji kinerja kabinet beberapa waktu lalu, evaluasi terhadap menteri tidak boleh berhenti pada satu momen.