Amien Rais Desak Pemerintahan Prabowo Segera Bersih-Bersih dari Pengaruh Jokowi

Bisnisbandung.com - Mantan Ketua MPR Amien Rais kembali mengeluarkan pernyataan keras soal dinamika politik nasional di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Amien Rais saat ini kabinet merah putih yang dipimpin Prabowo tengah berada dalam situasi penuh gejolak.

Akibat masih adanya sisa kekuatan loyalis Jokowi yang dinilai mengganggu konsolidasi politik pemerintah.

Baca Juga: Polri Dicurigai Lindungi Bandar Judi, Penasihat Ahli Kapolri Angkat Bicara

“Situasi politik ini tidak normal dan mengandung potensi labil yang dapat mengguncang stabilitas nasional yang tengah dibangun bersama Pak Prabowo,” ujar Amien Rais dalam youtubenya.

Amien Rais menyoroti keberadaan Menteri Bahlil Lahadalia yang disebut sebagai “musuh dalam selimut” yang kerap membuat kegaduhan dan berupaya merusak citra pemerintahan Prabowo.

“Bahlil ini memang fungsinya trouble maker, sangat tidak disukai rakyat kecil karena sikap pongahnya,” sambungnya.

Amien Rais menyatakan meski pengaruh politik Jokowi sudah menurun drastis sejak April 2025.

Pemerintah Prabowo perlu segera melakukan “bersih-bersih total” terhadap sisa-sisa kekuasaan politik Jokowi di lingkup kabinet dan lembaga negara.

Baca Juga: Kasus Nadiem di KPK dan Kejaksaan, Efektivitas Penanganan Jadi Sorotan

“Gibran yang dipaksakan menjadi wapres hasil rekayasa bapaknya, Sri Mulyani, Erik Thohir, Tito Karnavian, hingga Luhut Pandjaitan, semuanya sudah tidak terlalu dibutuhkan oleh Pak Prabowo,” tutur Amien Rais.

Lebih jauh Amien Rais menyebut beberapa kebijakan era Jokowi yang sudah mulai dicabut oleh Prabowo.

Seperti pencabutan izin ekspor pasir laut demi perlindungan lingkungan dan pembubaran Satgas Saber Pungli Cyber yang dianggap berlebihan.

Mengenai potensi reshuffle kabinet, Amien Rais menilai hal itu sangat penting dan mendesak untuk membersihkan seluruh jajaran menteri dan pejabat yang masih menjadi “pelanjut penyakit korupsi dan tipu-tipu” yang dibawa era Jokowi.

Baca Juga: Eks Hakim Agung Nilai Abolisi dan Amnesti Penting untuk Stabilitas Nasional