Bisnisbandung.com - Presiden Prabowo Subianto menyoroti kemunculan fenomena baru yang disebutnya sebagai “Serakahnomic”.
Serakahnomic sebuah istilah tajam untuk menggambarkan praktik ekonomi tamak yang tak hanya merugikan rakyat Indonesia tapi juga dianggap melanggar konstitusi.
Pengamat ekonomi dan mantan pejabat BPK Awalil Rizky turut angkat bicara.
Baca Juga: Bisa Beli di Promo Juli 2025! Ini 5 Item Fashion Pria Yang Harus Dimiliki
Istilah ini langsung menjadi perbincangan publik usai diungkap Prabowo dalam pidatonya saat menutup Kongres PSI di Solo.
Ia menilai istilah “Serakahnomic” bisa saja mewakili kondisi riil yang telah lama terjadi meskipun belum pernah dilabeli secara resmi.
“Kalau ini disebut mazhab ekonomi baru menurut saya ini bukan baru. Sudah berjalan bahkan mungkin satu hingga dua dekade,” kata Awalil lewat kanal YouTube-nya.
Prabowo dalam pidatonya mengatakan bahwa Serakahnomic adalah “ilmu murni soal keserakahan” yang tidak pernah diajarkan di kampus.
Ia menyebut praktik semacam ini merajalela dan tak lagi peduli pada norma, hukum, hingga kepentingan rakyat.
Baca Juga: Benang Merah Kematian Arya Daru, Kriminolog: Pembunuhan, Kelalaian, atau Skema Tertutup?
“Kita ini punya sumber daya luar biasa tapi maling-malingnya juga luar biasa. Sudah berkali-kali diberi peringatan tetap tidak kapok. Ini bukan logika, ini serakah!” ujar Prabowo lantang.
Awalil tak menampik keprihatinan Presiden, namun mengingatkan bahwa bila Serakahnomic disebut sebagai mazhab maka seharusnya punya struktur: ada penganut, ada logika, dan ada pelaksana.
“Kalau logikanya ada meski keliru berarti itu bukan kebodohan spontan. Itu keserakahan yang dirancang,” ujarnya.
Awalil juga mewanti-wanti agar istilah ini tak hanya ditujukan kepada pelaku ekonomi swasta semata.