Menurutnya Gibran yang selama ini kurang aktif turun ke lapangan harus belajar langsung memahami dinamika Papua.
“Ini bukan soal menyingkirkan Gibran dari Jakarta tapi bagaimana dia benar-benar merasakan denyut nadi rakyat Papua. Tanpa merasakan langsung bagaimana dia bisa paham dan mengambil keputusan yang tepat?” katanya.
Ia juga menyinggung bahwa jika Gibran terus berkantor di Jakarta yang lebih banyak dilakukan adalah menghadiri acara seremoni atau kegiatan sosial yang tak menyentuh akar persoalan Papua.
Baca Juga: Penguatan Bukti Masih Berlanjut, Meski Empat Tersangka Kasus Chromebook Sudah Ditetapkan
Ikrar pun mengajak masyarakat untuk memberikan pendapat apakah setuju Gibran berkantor di Papua atau tetap di Jakarta dalam menangani persoalan tersebut.
“Ini penting agar ada keterlibatan langsung wakil presiden dalam menyelesaikan masalah yang telah lama membelit Papua,” pungkasnya.***