Bisnisbandung.com - Sejumlah tokoh purnawirawan menyuarakan kekecewaan terhadap lambannya proses pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Sorotan tajam ditujukan pada DPR yang dianggap belum mengambil tindakan konstitusional terhadap surat permintaan pemakzulan yang diajukan sebelumnya.
Di tengah meningkatnya ketegangan politik, politisi Partai NasDem, Irma Suryani, menegaskan bahwa partainya tetap berdiri mendukung pemerintahan terpilih, meski NasDem tidak menjadi pemenang dalam Pemilu Presiden 2024.
“Pak Ketua Umum kami langsung menyampaikan kepada publik bahwa kami mengakui kekalahan itu dan kemudian mendukung yang menang,” tuturnya dilansir dari youtube Kompas TV.
Baca Juga: Bandung Uji Coba Trotoar Ramah Disabilitas, Farhan: Jangan Hanya Bagus di Mata Orang Sehat
Baginya, keberlanjutan pemerintahan dan stabilitas nasional adalah prioritas utama, bukan perebutan kekuasaan.
“Kenapa kami mendukung? Karena kami ingin bangsa dan negara ini, ya, pemerintahan berjalan. Berjalan pemerintahan ini, gitu,” tersunya.
Irma secara tegas memisahkan antara prinsip demokrasi yang sehat dengan manuver politik yang destruktif.
Menurutnya, NasDem telah menunjukkan konsistensi politik sejak awal. Meski kalah dalam Pilpres, partai ini tidak terjebak dalam sikap oposisi yang destruktif.
Baca Juga: Papua Bukan Tempat Main-main, Amien Rais: Gibran Pengalaman Nol!
Bahkan ketika pemerintahan terbentuk, NasDem memilih tidak mengambil jatah kursi menteri sebagai bentuk komitmen bahwa dukungan mereka bukan demi kekuasaan, melainkan demi bangsa dan negara.
Dalam pandangan Irma, isu pemakzulan harus dilihat secara konstitusional dan proporsional. Ia menjelaskan bahwa mekanisme pemakzulan terhadap presiden dan wakil presiden dapat bersifat satu paket atau individual, tergantung dari jenis pelanggaran yang dilakukan.
Bila pelanggaran berupa kejahatan berat seperti pengkhianatan, korupsi, penyuapan, atau perbuatan tercela, maka proses dapat berjalan secara terpisah.