Bisnisbandung.com - Rentetan kecelakaan laut yang terus berulang kembali menjadi perhatian publik, terutama terkait persoalan manifest penumpang yang sering kali tidak akurat.
Salah satu pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, menilai bahwa akar dari persoalan ini terletak pada rendahnya disiplin pelaksanaan regulasi dan lemahnya pengawasan, baik oleh otoritas pelabuhan maupun operator kapal.
“Republik Indonesia ini gemar membuat peraturan, tapi tidak gemar menjalankannya apalagi melakukan penindakan hukum,” lugasnya dilansir dari youtube Metro TV yang diunggah Jumat, (4/7).
“Nah, ini yang terjadi di laut, kan, berkali-kali. Di Labuan Bajo itu hampir setiap bulan mungkin ada kecelakaan. Ada yang tercover media, ada yang tidak,” tegasnya.
Dalam banyak kasus kecelakaan laut, termasuk insiden terbaru tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, ditemukan ketidaksesuaian antara data manifest dengan jumlah penumpang sebenarnya di atas kapal.
Hal ini menyebabkan sejumlah keluarga korban kesulitan mencari informasi karena nama kerabat mereka tidak tercantum dalam daftar resmi kapal.
Padahal, manifest merupakan dokumen krusial yang diatur secara tegas dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
Baca Juga: Industri Kreatif Yang Sedang Naik Daun Saat Ini, Tangkap Peluangnya!
Agus Pambagio menilai bahwa sistem pembelian tiket daring melalui Ferizy, yang digunakan untuk pelabuhan-pelabuhan sibuk seperti Gilimanuk-Ketapang dan Merak-Bakauheni, sebenarnya sudah cukup memadai untuk memastikan keakuratan data penumpang.
Namun, dalam praktiknya, sistem tersebut masih belum diimplementasikan secara optimal. Masih sering terjadi manipulasi data, seperti jumlah penumpang dalam satu kendaraan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Hal ini seharusnya dapat dicegah sejak tahap verifikasi identitas dan pemeriksaan di pintu masuk pelabuhan.
Ia menyebut bahwa tanggung jawab utama dalam persoalan manifest ini berada pada Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), serta operator kapal seperti ASDP atau perusahaan swasta.
Baca Juga: Bahlil Jadi Magnet, Pengamat: Ratusan Aktivis Cipayung Rela Tinggalkan PKS dan Gelora untuk Golkar!