bisnisbandung.com - Tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali kembali mempertegas lemahnya pelaksanaan prosedur keselamatan pelayaran di Indonesia.
Kapal yang mengangkut 65 orang dan 22 kendaraan itu tenggelam setelah diduga mengalami kebocoran mesin, saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, mengungkapkan bahwa kasus semacam ini merupakan refleksi dari berbagai kelemahan mendasar dalam sistem transportasi laut nasional.
Baca Juga: Industri Kreatif Yang Sedang Naik Daun Saat Ini, Tangkap Peluangnya!
“Kemudian juga faktor keselamatan lain, misalnya jumlah pelampung, jumlah perahu penyelamat itu ada atau tidak,” ucapnya dilansir dari youtube Metro TV yag diunggah 4 Juli 2025.
Ia menekankan bahwa kecelakaan laut di Indonesia sering kali disebabkan oleh kombinasi antara kelebihan muatan (overload), kondisi kapal yang tidak layak, serta minimnya pengawasan dari regulator.
Menurut Agus, aspek teknis seperti pelampung dan perahu penyelamat pun kerap diabaikan. Dalam berbagai inspeksi yang pernah dilakukannya, ia menemukan peralatan keselamatan dalam kondisi tidak layak pakai bahkan ada yang hanya berisi sampah.
Baca Juga: Bahlil Jadi Magnet, Pengamat: Ratusan Aktivis Cipayung Rela Tinggalkan PKS dan Gelora untuk Golkar!
“Biasanya pengalaman saya inspeksi, gitu, biasanya isinya untuk perahu darurat itu isinya di situ sampah,” terangnya.
Ia menilai bahwa hal ini menunjukkan rendahnya kepedulian terhadap standar keselamatan, baik dari operator kapal maupun pihak pengawas.
Agus juga menyoroti perubahan regulasi yang menetapkan bahwa sejak 2024, penyeberangan laut berada di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan.
Namun, menurutnya, perubahan struktur ini belum diiringi dengan peningkatan pengawasan yang efektif. Ia menyebut bahwa penegakan hukum terhadap pelanggaran juga masih lemah, meskipun regulasi sudah dibuat.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa prosedur keselamatan yang seharusnya diberikan kepada penumpang seperti demonstrasi penggunaan alat keselamatan jarang dilakukan.
Baca Juga: Jadilah Pemimpin Yang Fleksibel Dalam Tim, Dan Anda Akan Lebih Mudah Mencapai Target
Artikel Terkait
Menengok Dibalik Misteri Gunung Ararat, Diduga Sebagai Tempat Pendaratan Kapal Nabi Nuh
Lindungi Rakyat Indonesia! Prabowo Ancam Tenggelamkan Kapal Penyelundup
Konflik Makin Memanas! Houthi Serang Kapal Perang Amerika Serikat di Laut Merah
Prof. Ikrar Nusa Bhakti Nilai Dinasti Jokowi Mulai Runtuh, Tapi Kapal yang Ditumpangi Belum Karam
36 Juta Ton Nikel, Pulau Hancur, dan Nama Kapal yang Bikin Geger: JKW Mahakam & Dewi Iriana di Raja Ampat
Bikin Heboh! Kapal JKW Mahakam dan Dewi Iriana di Tambang PT Gag Raja Ampat