Bisnisbandung.com - Pengamat politik Adi Prayitno menyoroti fenomena menarik di tubuh Partai Golkar.
Ratusan mantan aktivis Cipayung dari berbagai organisasi mahasiswa seperti HMI, PMII, hingga GMNI, kini resmi bergabung ke partai berlambang pohon beringin itu.
Adi Prayitno mempertanyakan alasan utamanya? apakah karena Sosok Bahlil Lahadalia.
Baca Juga: Tips Cerdas Mengendalikan Emosi
“Kalau kita membaca argumen-argumen mantan-mantan aktivis Cipayung itu, kenapa mereka gabung ke Golkar tentu tidak terlepas dari sosok sentral Pak Bahlil,” ujar Adi dalam youtubenya.
Menurut Adi bagi para eks aktivis itu, Bahlil adalah figur inspiratif.
Karier politiknya yang meroket dari latar belakang orang biasa bukan darah biru politik menjadi bukti bahwa siapa pun bisa sukses di panggung politik nasional.
“Bahlil itu bukan anak presiden, bukan keturunan pengusaha besar. Tapi lihat sekarang: dia Menteri ESDM sekaligus Ketum Golkar,” kata Adi.
Para aktivis yang tergabung dalam AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia), sayap politik Golkar menilai partai ini lebih terbuka dibandingkan partai lain.
Baca Juga: Bertebar Bintang! Ada Amanda Manopo Hingga Randy Martin di Film Horor 'Dusun Mayit'
Menurut mereka regenerasi di tubuh Golkar cukup dinamis.
“Golkar itu tidak seperti partai lain yang ketua umumnya bisa menjabat sampai tiga atau empat periode. Di Golkar pergantian pimpinan berjalan normal dan memberi ruang bagi kader muda,” ucap Adi.
Fenomena ini disebut Adi sebagai “diaspora politik baru” dari kelompok Cipayung.
Jika biasanya aktivis HMI dan PMII lebih dekat ke PKS, Gelora, atau PKB, kini mereka mulai melihat Golkar sebagai alternatif yang rasional.
Baca Juga: 'Lebih Dari Selamanya' Telah Dijadwalkan Tayang, Simak Informasi Lengkapnya!
Artikel Terkait
50 Siswa Per Kelas? Dedi Mulyadi Tegaskan Ini Solusi Darurat untuk Pendidikan Jawa Barat
Trotoar Aspal Diuji Coba, Farhan: Nyaman Buat Pelari dan Pengguna Kursi Roda Warga Bandung
DBD Mewabah, Bandung Tak Mau Kalah! Farhan: Kini Cegah Pakai “3M Plus Mengoles”
Persekusi Umat Kristen di Sukabumi Dinilai Rudi S Kamri Sebagai Penistaan Agama, Harus Ditindak!
Amien Rais Bongkar Kebusukan Kekuasaan: Pejabat Korupsi Sambil Lupa Kematian!
Surat Pemakzulan Gibran Tak Dibacakan, DPR Diam? Feri Amsari: Disabotase!