Sayangnya, meskipun sistem digital telah tersedia, praktik di lapangan masih rentan terhadap pelanggaran dan intervensi oknum tertentu yang bisa "mengatur" jumlah muatan kapal.
Selain lemahnya pengawasan, Agus juga mengkritisi budaya reaktif dalam penanganan kecelakaan laut. Menurutnya, perhatian terhadap regulasi dan keselamatan biasanya hanya muncul setelah terjadi insiden.
Setelah itu, isu keselamatan perlahan menghilang dari perbincangan publik, tanpa ada perbaikan nyata di lapangan.
Masalah ini, menurut Agus, menunjukkan bahwa selain peraturan yang kurang ditegakkan, aparat penegak hukum (APH) juga belum menjalankan perannya secara maksimal.
Pengawasan terhadap praktik-praktik manipulatif di pelabuhan harus diperketat, dan sistem tiket online seperti Ferizy harus diterapkan secara menyeluruh dan disiplin, agar tidak terjadi lagi ketimpangan antara manifest dan kenyataan di atas kapal.***
Baca Juga: Jadilah Pemimpin Yang Fleksibel Dalam Tim, Dan Anda Akan Lebih Mudah Mencapai Target
Artikel Terkait
Peringatan Keras Panda Nababan: Jangan Sampai Prabowo Jadi Korban "Bom Waktu" Politik Jokowi!
Era Jokowi Kebijakan Hutan Dinilai Kacau Balau, Pemerintahan Prabowo Mulai Tata Ulang Hutan Riau
Prabowo: Listrik Tenaga Surya Jadi Salah Satu Kunci Swasembada Energi
Prabowo Soroti Hilirisasi Industri: Rakyat Menginginkan Percepatan Kemajuan
Prabowo Lebih Percaya Megawati, Ikrar Nusa Bhakti Bongkar Fakta: Jokowi Hanya Pelengkap!
AHY Bongkar Harapan Prabowo, Danantara Siap Kuasai Pembiayaan Infrastruktur Nasional!