Dalam banyak kasus, guru-guru di wilayah tersebut bahkan harus mencari sinyal dengan naik ke tempat tinggi, seperti pohon, hanya untuk mengoperasikan perangkat.
Hal ini dipandang sangat ironis mengingat tujuan program adalah untuk mendukung digitalisasi pendidikan.
P2G juga menilai bahwa pengadaan Chromebook di masa pandemi seharusnya mempertimbangkan kebutuhan riil guru-guru yang saat itu sangat membutuhkan perangkat kerja yang fungsional dan familiar.
Fakta bahwa sebagian besar perangkat tidak terpakai dan dilaporkan cepat rusak menambah kecurigaan bahwa program ini tidak dijalankan berdasarkan prinsip efektivitas dan kebermanfaatan.
Kecurigaan bahwa terdapat penyimpangan dalam pelaksanaan proyek muncul sejak awal, terutama saat keputusan pengadaan dipaksakan di tengah masa sulit pandemi, ketika guru dan siswa menghadapi tantangan pembelajaran daring yang berat.***
Baca Juga: Dorong Anak Muda Merantau: Pemerintah Sarankan Warga Menganggur Pertimbangkan Kerja di Luar Negeri