"Kaesang jadi ketua umum hanya dalam dua hari setelah menerima KTA itu merusak demokrasi internal PSI," tegasnya.
Menurut Rudi, PSI harus berani berdiri di atas kaki sendiri, lepas dari bayang-bayang politik Jokowi dan partai lain.
"Kalau PSI terus bergantung pada Jokowi, itu bumerang. Tidak semua rakyat Indonesia menerima Jokowi terutama anak muda yang kini makin kritis dan resistensi terhadap pembangunan dinasti politik," ujarnya.
Ia juga menyoroti bagaimana narasi bahwa Jokowi adalah ‘ikon’ dan ‘mentor’ PSI justru memperburuk citra partai.
"Narasi seperti itu menjauhkan PSI dari khittah sebagai partai anak muda yang mandiri dan percaya diri," kata Rudi.
Rudi mengajak PSI untuk kembali ke identitas asli sebagai partai muda yang berani dan mandiri.
"PSI harus kembali menjadi partai anak muda sejati tanpa perlu mengandalkan tokoh lama atau ikon yang membelenggu. Itu kunci agar PSI bisa bangkit dan diterima masyarakat luas," pungkasnya.***