“Kalau mahasiswa bergerak kalau rakyat sipil marah bisa saja Gibran memutuskan mundur sebelum semuanya dibawa ke Mahkamah Konstitusi,” sebutnya.
Ia menilai legitimasi bukan hanya soal menang pemilu.
“Yang legal belum tentu legitim. Politik kita butuh moralitas, bukan cuma elektabilitas,” kata Rocky.
Menanggapi fragmentasi di DPR, Rocky mengkritik sikap partai-partai besar seperti PDIP yang dianggap tidak tegas.
“Arya Bima dulu semangat dorong angket sekarang bilang evaluasi cukup lima tahun sekali. Padahal ini soal etika bangsa,” cetusnya.
Rocky menutup komentarnya dengan mengingatkan bahwa proyek sosialistik yang digagas Presiden Prabowo tidak boleh dijadikan alasan untuk menutup mata atas pelanggaran moral dan manipulasi hukum yang dilakukan sebelumnya.
“Proyek makan siang gratis boleh jalan tapi jangan bungkam soal moral. Moralitas tidak bisa kedaluwarsa,” tegas Rocky.***