Bisnisbandung.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap tengah melakukan kajian mendalam terkait potensi praktik korupsi dalam aktivitas tambang di kawasan Raja Ampat, Papua.
Ketua KPK Setyo Budiyanto menyatakan pihaknya telah memantau langsung aktivitas tambang di wilayah Raja Ampat tersebut dan menemukan sejumlah indikasi risiko.
Dalam keterangannya Setyo menyebut KPK telah melakukan kegiatan koordinasi dan supervisi sejak awal sebagai langkah pencegahan.
Baca Juga: Seberapa Besar Inovasi Pengajaran Bahasa Inggris dalam menghadapi Globalisasi?
Bahkan kajian awal dari lembaga antirasuah itu sudah menghasilkan sejumlah rekomendasi yang disampaikan ke kementerian dan lembaga terkait.
Dikutip dari youtube Metro TV, Setyo menjelaskan "Kami sudah melakukan kajian termasuk melalui kegiatan koordinasi dan supervisi."
"Potensi-potensi kerawanan sudah kami identifikasi. Namun apakah itu benar-benar mengarah ke tindak pidana korupsi, itu masih dalam proses telaah," ujar Setyo.
Meski demikian Setyo menegaskan bahwa temuan KPK sejauh ini tidak serta merta menyimpulkan adanya praktik korupsi.
Baca Juga: Nama Pemain Belum Dibocorkan, Ginanti Rona Sutradarai Proyek Film Horor Religi 'Qorin 2'
Namun proses analisis tetap berlanjut dan hasil kajian tersebut akan disampaikan kepada instansi pemerintah untuk ditindaklanjuti sebagai langkah mitigasi.
"Kajian itu masih berjalan. Nantinya akan kami sampaikan secara resmi kepada kementerian/lembaga terkait agar bisa dilakukan perbaikan tata kelola," imbuhnya.
Pemerintah sendiri diketahui telah mengambil sejumlah langkah untuk menyelesaikan persoalan pertambangan nikel di Raja Ampat.
Beberapa izin usaha pertambangan juga telah dievaluasi dan dicabut menyusul sorotan dari publik dan aktivis lingkungan.
Namun KPK tetap menaruh perhatian serius pada tata kelola pertambangan di kawasan konservasi yang dikenal memiliki keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia tersebut.
Baca Juga: Qodari Tegaskan Belum Ada Dasar Hukum dan Politik untuk Impeachment Gibran