"Mari dari Yogyakarta kita bentuk panitia MRI. Kita susun skala prioritas, revisi UUD kalau perlu, dan bangun gerakan nasional," seru Amien Rais.
Menurutnya konstitusi bukan kitab suci yang tak bisa diubah.
Amien Rais mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperjuangkan perubahan demi tegaknya keadilan sosial.
Amien juga mengutip pepatah bahwa tidak ada penguasa yang secara sukarela melepaskan kekuasaan.
Baca Juga: “Melukai Logika Kita” Kata Pengamat Soal Ade Armando Sebut Gibran Wapres Terbaik
"Kecuali orang yang otaknya waras dan punya nurani," tambahnya.
Selain Jokowi, Amien Rais juga menyindir Gibran Rakabuming Raka yang baru saja terpilih sebagai Wakil Presiden.
Ia menyebut kekuasaan keluarga Jokowi sebagai bentuk nepotisme yang berbahaya bagi masa depan demokrasi.
Amien Rais menyerukan agar gerakan rakyat tak berhenti pada pernyataan semata.
"Kita follow up, buat gerakan nasional. Kalau perlu ledakan nasional. Ini sudah ditunggu-tunggu rakyat," katanya.
Baca Juga: Bantah Isu yang Beredar, Kuasa Hukum Jokowi Tegaskan Laporan ITE Tanpa Tunjuk Nama
Di akhir pidatonya Amien Rais menyampaikan harapan agar Allah meridai perjuangan ini.
Ia pun menyampaikan bahwa kritik adalah hal biasa bagi orang yang memperjuangkan kebenaran.***