“Kalau memang percaya Gibran mampu biarkan saja dia berjalan sendiri. Jangan terus didampingi,” kata Rudi.
Tak hanya itu Rudi menyoroti polemik pembatalan mutasi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai bentuk ketidakteraturan akibat isu matahari kembar.
Menurutnya publik merasa ada intervensi kekuasaan lama terhadap keputusan militer.
“Panglima TNI saja akhirnya harus koreksi keputusan. Ini jadi sinyal kuat adanya pengaruh kekuasaan di luar pemerintahan resmi,” ujarnya.
Baca Juga: Makin Berani! Diduga Preman Dapat Sokongan Kekuasaan, Ahmad Sahroni Buka Suara
Rudi juga mengkritik para menteri kabinet Jokowi yang masih menunjukkan loyalitas berlebihan.
Ia menyebut kunjungan mereka ke Solo sebagai bentuk “kegenitan politik”.
“Masih saja bilang 'Jokowi bos saya'. Ini bensin yang menyiram api matahari kembar,” sindir Rudi.
Ia pun meminta Presiden Prabowo lebih tegas tampil sebagai pemimpin tunggal.
“Jangan terlalu banyak muji-muji warisan Jokowi. Kenyataannya, banyak masalah warisan yang harus dibereskan,” katanya.
Rudi mengingatkan bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Ia menyebut angka kemiskinan yang berbeda jauh versi BPS dan Bank Dunia sebagai indikator krisis yang nyata.
Baca Juga: Makin Membingungkan, Ternyata Kasmudjo Bukan Pembimbing Akademik Jokowi
“Kalau Bank Dunia bilang 170 juta rakyat Indonesia itu miskin, itu warning serius,” tegasnya.
Ia menyayangkan energi politik justru habis karena drama antara presiden lama dan presiden baru.