bisnisbandung.com - Pengamat hukum tata negara Refly Harun mengungkap analisisnya perihal internal di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang belakangan memunculkan ketegangan.
Hal ini dipicu oleh sejumlah peristiwa yang berkaitan dengan mutasi dan penempatan pejabat tinggi militer, termasuk kembalinya Letjen Kunto Arief Wibowo dan batalnya pengunduran diri Kepala Pusat Komando Operasi (PCO), Hasan Nasbi.
Menurut analisis Refly, dinamika ini tidak bisa dilepaskan dari faktor politik dan hubungan historis antarpersonel dengan aktor-aktor penting di pemerintahan sebelumnya, khususnya mantan Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Prabowo Tunjukkan Taring! Mutasi Jenderal Kunto Batal, Pengamat Militer: Siapa Dalangnya?
Beberapa figur yang terlibat dalam rotasi jabatan militer diketahui memiliki kedekatan dengan Jokowi, seperti mantan ajudan dan eks Danpaspampres.
Situasi tersebut memunculkan spekulasi bahwa ada upaya untuk mempertahankan pengaruh politik mantan presiden melalui penempatan loyalis di posisi strategis TNI.
Refly menilai hal ini berpotensi memicu resistensi, termasuk dari Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: The Conjuring: Last Rites, Perpisahan Mencekam Dari Kisah Paranormal Paling Fenomenal!
Dalam konteks ini, keputusan untuk tidak menerima pengunduran diri Hasan Nasbi dari Kepala PCO, diduga sebagai langkah kompromi untuk meredakan ketegangan.
“Karena itu saya lihat, untuk meredakan tensi, ya sudahlah, Hasan Nasbi jangan diterima pemberhentiannya. Karena Hasan Nasbi ini orang yang dititipkan Jokowi di akhir masa pemerintahannya, kan,” ucapnya dilansir dari youtube Kompas TV, Sabtu (10/9).
Refly menilai bahwa sosok tersebut merupakan figur titipan politik pada akhir masa kepemimpinan Jokowi, sehingga keberadaannya dianggap mewakili sisa-sisa pengaruh politik mantan presiden dalam struktur militer.
Lebih jauh, Refly menyoroti pentingnya membaca dinamika kekuasaan yang terjadi di balik layar, termasuk potensi persaingan internal antarmatra TNI dan antarjaringan kekuasaan.
Baca Juga: Gibran di Mata Rocky Gerung: Mengapa Isu Pemakzulan Jadi Sorotan Utama?
Ia juga menyinggung ketidakhadiran Wakil Presiden di acara halal bihalal Purnawirawan.