Lebih lanjut Rocky menyentil Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut wacana pemakzulan Gibran sebagai tindakan ‘kampungan’.
Ia menilai pernyataan Luhut sudah mulai melewati batas mengingat tokoh-tokoh senior seperti Jenderal Trisutrisno turut menyuarakan isu tersebut secara serius.
“Pemakzulan itu konstitusional. Jangan dianggap kampungan. Ini ada perbedaan pandangan tajam di kalangan purnawirawan,” tegas Rocky.
Rocky pun mengajak publik untuk memahami bahwa politik sering kali bersifat teatrikal.
Baca Juga: UU BUMN 2025 Dinilai Paradoks dan Cacat Konstitusi, Saut Situmorang Kritik Keras
Ia menggunakan istilah “two faces of Janus” dua wajah politik yang menggambarkan perbedaan antara apa yang dipertontonkan di depan publik dan apa yang sebenarnya terjadi di belakang layar.
“Panggung depan dan panggung belakang itu bisa beda. Yang penting jangan ada monopoli opini publik,” pungkas Rocky.***