nasional

Tarif Impor Trump Jadi Ancaman? Luhut: Kita Justru Punya Banyak Peluang!

Rabu, 9 April 2025 | 11:00 WIB
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan (dok instagram Luhut Binsar Pandjaitan)


Bisnisbandung.com - Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump.

Menurut Luhut Indonesia tak perlu panik berlebihan namun tetap harus waspada dan merespons dengan langkah konkret.

“Porsi ekspor kita ke Amerika hanya sekitar 10 persen dari total ekspor nasional dan kontribusi ekspor terhadap PDB juga masih rendah sekitar 23,8%. Jadi tidak perlu khawatir berlebihan,” ujar Luhut yang dikutip dari YouTube sekretariat presiden.

Baca Juga: Indonesia Sedang Krisis? Ekonom UI: Masyarakat Bisa Baca Kondisi Ekonomi Lewat 3 Indikator Ini

Meski demikian ia menekankan bahwa tim ekonomi nasional telah melakukan simulasi mendalam soal potensi dampak resiprokal dari tarif AS termasuk retaliasi negara lain seperti Tiongkok, Jepang, dan Uni Eropa.

Hasilnya tekanan terhadap ekonomi Indonesia diperkirakan tetap ada namun masih bisa dikendalikan.

Luhut mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo yang langsung menginstruksikan deregulasi sejumlah kebijakan penting.

Deregulasi ini mencakup penghapusan kuota dan percepatan perizinan sektor tertentu untuk menjaga daya saing ekspor Indonesia.

“Presiden langsung ambil keputusan cepat dan ini tidak kami bayangkan sebelumnya. Misalnya terkait kuota dan harmonisasi tarif. Ini akan mengompensasi beban dari tarif 32% yang dikenakan oleh AS,” jelas Luhut.

Baca Juga: Rupiah Anjlok Menembus Batas Psikologis! Ekonom UI Ungkap BI Masih Bisa Menyelamatkan

Ia juga menyebut pelemahan nilai tukar rupiah yang dikhawatirkan menembus Rp17.000 per dolar AS masih dalam batas wajar dan bisa membantu menyerap dampak tarif tersebut.

Beberapa sektor dinilai rentan terhadap dampak tarif tinggi dan potensi perang dagang, di antaranya Perikanan, Tekstil, Produk makanan dan minuman, Elektronik dan peralatan listrik, Furniture dan produk kayu dan Karet dan plastik.

“Sektor padat karya harus mendapatkan dukungan khusus dari pemerintah karena menyangkut banyak tenaga kerja,” tegas Luhut.

Di balik tantangan, Luhut melihat adanya peluang besar bagi Indonesia untuk menarik investasi asing.

Baca Juga: Diterpa Angin Global, IHSG Tersungkur: Harapan Ada di Negosiasi dengan Donald Trump?

Halaman:

Tags

Terkini