Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung mengkritik tajam keputusan pemerintah dan DPR yang menggelar rapat pembahasan revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) di hotel mewah.
Rocky Gerung mempertanyakan langkah tersebut di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang tengah lesu dan defisit anggaran negara.
Rocky Gerung menilai di saat masyarakat menghadapi kesulitan ekonomi pemerintah justru terlihat tidak konsisten dalam upaya efisiensi anggaran.
Baca Juga: Ini Hasil 10 Tahun Terakhir! Ichsanuddin Noorsy Sebut Ekonomi Terpuruk dan APBN Defisit
"Kenapa pembahasan undang-undang perubahan UU TNI dan Polri itu harus dilakukan di hotel mewah? Kenapa nggak sidang aja di DPR? Kan tersedia ruang sidang di sana," kata Rocky Gerung lewat kanal YouTubenya.
Tak hanya itu Rocky Gerung juga mencurigai adanya motif tersembunyi di balik rapat yang digelar tertutup tersebut.
Ia khawatir pembahasan di hotel mewah menjadi cara untuk menghindari pelibatan publik.
Rocky Gerung menjelaskan "Kalau pembahasannya di hotel dan tertutup bisa jadi ada draft yang tidak diedarkan ke publik."
"Ini bisa membuat masyarakat tidak punya kesempatan ikut mengawal pembahasan revisi UU ini," jelasnya.
Baca Juga: Respons Geram Jokowi Dinilai Hasil Komunikasi Tidak Langsung, Hensat: Bisa Saja ada Gangguan
Di sisi lain Rocky Gerung juga menyoroti kondisi ekonomi nasional yang sedang tertekan.
Ia menyinggung sepinya Pasar Tanah Abang jelang Ramadan tahun ini sebagai indikasi daya beli masyarakat yang terus menurun.
"Biasanya menjelang Lebaran Tanah Abang penuh sesak. Tapi sekarang sepi. Itu pertanda daya beli masyarakat makin turun," ujarnya.
Lebih jauh Rocky Gerung juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap penerimaan pajak negara yang tidak mencapai target.
Baca Juga: Singgung PDIP, Jokowi Mania: Utusan Misterius Itu Ibarat Dokumen Rusia, Penuh Teka Teki!