nasional

Dulu ‘Sinar Harapan’, Kini ‘Sirna Harapan’, Ikrar Nusa Bhakti: Prabowo & Jokowi 11/12

Sabtu, 15 Maret 2025 | 10:00 WIB
Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti (dok youtube Ikrar Nusa Bhakti)


Bisnisbandung.com - Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menyoroti dinamika politik di era kepemimpinan Jokowi dan Prabowo Subianto.

Menurut Ikrar Nusa Bhakti keduanya memiliki pola yang mirip dalam perjalanan kepemimpinannya dari awalnya membawa "sinar harapan" hingga akhirnya justru menjadi "sirna harapan" bagi masyarakat.

"Ketika Jokowi pertama kali terpilih harapan masyarakat begitu tinggi. Tapi ketika kebijakan kenaikan harga BBM dikeluarkan approval rating-nya langsung menurun drastis," ujar Ikrar Nusa Bhakti dalam YouTubenya.

Baca Juga: Mafia Minyak Terus Merajalela, Masalah Tata Kelola atau Pelakunya Sama? Sorotan Asep Iwan Iriawan

Hal serupa kata Ikrar Nusa Bhakti terjadi pada Prabowo Subianto.

Dalam 100 hari pertama kepemimpinannya approval rating Prabowo mencapai 80,9% angka yang sangat tinggi dan menjanjikan.

Namun setelah itu harapan masyarakat mulai pupus.

Ikrar Nusa Bhakti menyebutkan banyak janji yang berakhir menjadi kekecewaan, salah satunya adalah kebijakan terkait kepala desa.

Awalnya perpanjangan masa jabatan kepala desa menjadi 8 tahun memberi harapan besar bagi mereka.

Baca Juga: Tantangan Pengawasan dalam Tata Kelola Minyak Goreng,  Ketua YLKI Buka Suara

Namun kebijakan pembentukan Koperasi Merah Putih justru membuat mereka gelisah.

"Koperasi ini bakal mengambil alih berbagai usaha desa dengan modal dari dana desa. Akibatnya kepala desa mulai resah karena pengelolaan dana desa bisa berubah drastis," paparnya.

Tak hanya itu sektor ketenagakerjaan juga merasakan dampak serupa.

Buruh yang sebelumnya dijanjikan tidak akan di-PHK pada akhirnya tetap terkena gelombang pemutusan hubungan kerja.

Baca Juga: Mengatasi Kecurangan Minyak Goreng, Nurdin Halid Ungkap Koperasi Bisa Jadi Solusi

Halaman:

Tags

Terkini