bisnisbandung.com - Penindakan korupsi di Indonesia kembali menjadi sorotan, terutama terkait efektivitas operasi tangkap tangan (OTT) dalam memberantas praktik korupsi.
Patrice Rio Capella, mantan terpidana korupsi, mengungkapkan bahwa penanganan kasus korupsi masih jauh dari kata ideal.
Ia menyoroti bahwa OTT yang kerap dilakukan hanya menciptakan euforia sesaat tanpa menyentuh akar permasalahan utama.
Baca Juga: Jokowi Tak Lemdak! Adi Prayitno: Masih Berpengaruh di Pemerintahan Prabowo
Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah bagaimana hukum di Indonesia masih kerap digunakan sebagai alat politik.
“Padahal, misalnya dia tidak melakukan kejahatan, tapi bisa jadi salah karena sistem dan sebagainya,” ungkapnya dilansir dari youtube tvonenews.
“Artinya, bahwa kasus korupsi itu kadang-kadang dipakai oleh lawan politik untuk menyingkirka lawannya,” lanjutnya.
Baca Juga: Sadis! MinyakKita 1 Liter Ternyata Cuma 750ml, Adi Prayitno: Rakyat Terus Dikibuli!
Sejarah menunjukkan bahwa di masa lalu, berbagai isu digunakan untuk menyingkirkan lawan politik, dan kini, kasus korupsi kerap dijadikan senjata yang sama.
Akibatnya, ada kemungkinan individu yang sebenarnya tidak bersalah atau hanya terlibat secara tidak langsung justru menjadi korban sistem.
Selain itu, ia juga menyinggung besarnya skandal korupsi yang melibatkan angka triliunan rupiah, seperti kasus timah dan Pertamina.
Ia berpendapat bahwa jika korupsi yang merugikan perekonomian negara dalam skala besar terbukti terjadi, maka hukuman mati bisa menjadi solusi yang pantas diterapkan.
Namun, yang lebih penting adalah memastikan bahwa hukuman tersebut tidak hanya menargetkan pelaku di tingkat bawah, tetapi juga mereka yang memiliki kewenangan lebih tinggi.
Baca Juga: Sadis! MinyakKita 1 Liter Ternyata Cuma 750ml, Adi Prayitno: Rakyat Terus Dikibuli!