nasional

Demokrasi Indonesia Ambruk? Rudi S. Kamri: Ini Titik Terendah

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:00 WIB
Pegiat politik Rudi S Kamri (dok youtube Anak Bangsa TV)


Bisnisbandung.com - Pegiat politik Rudi S Kamri kembali mengkritik kondisi demokrasi di Indonesia yang menurutnya semakin terpuruk.

Dalam YouTube Anak Bangsa TV, Rudi S Kamri menyoroti berbagai indikator yang menunjukkan kemunduran sistem demokrasi di Tanah Air.

Rudi S Kamri mengawali opininya dengan menyinggung laporan dari berbagai lembaga yang menunjukkan bahwa indeks persepsi demokrasi Indonesia mengalami penurunan signifikan pada 2024.

Baca Juga: Tips Cara Menjaga Kesehatan Saat Berpuasa Agar Tubuh Tidak Lemas

Namun menurutnya tanpa melihat angka-angka pun publik sudah bisa merasakan bahwa demokrasi di Indonesia berada dalam kondisi yang memprihatinkan.

"Demokrasi kita sudah hancur lebur sejak 2023 terutama saat Gibran Rakabuming Raka dipaksakan menjadi calon wakil presiden melalui putusan Mahkamah Konstitusi," ujar Rudi S Kamri.

Menurutnya keputusan MK yang membuka jalan bagi Gibran maju dalam Pilpres 2024 menjadi titik nadir demokrasi di Indonesia.

Ia menilai bahwa sejak awal pemerintahan Jokowi berbagai indikasi kemunduran demokrasi sudah mulai tampak, terutama dengan berkembangnya praktik politik dinasti.

Baca Juga: Bersih-Bersih BUMN, Langkah Awal Prabowo untuk Danantara? Pandangan Donny Manurung

Rudi S Kamri menyoroti bagaimana anak dan menantu Presiden Jokowi memenangkan pemilihan kepala daerah di Solo dan Medan yang menurutnya menabrak prinsip meritokrasi.

Ia juga menyebut Gibran dan Kaesang sebagai bagian dari fenomena "nepo baby", atau individu yang mendapat keuntungan politik karena hubungan keluarga.

Lebih lanjut ia mengkritik bahwa Pemilu 2024 hanya berorientasi pada angka elektoral bukan pada substansi demokrasi.

"Ada politik gentong babi, ada pemanfaatan kepala desa, ada intimidasi aparat penegak hukum, dan ada cawe-cawe dari pejabat negara," ungkapnya.

Rudi S Kamri juga menyoroti bagaimana Presiden Jokowi berupaya memperpanjang kekuasaannya meskipun gagal dalam wacana tiga periode.

Baca Juga: Mafia BUMN Bisa Saja Hanya Tumbal, Bivitri Susanti: Jangan-Jangan Aktor Utamanya Aman

Halaman:

Tags

Terkini